"Visi misi itu penting karena gambaran masa depan Indonesia gambaran dari kepemimpinan," kata Mahfud Hal tersebut ia ungkapkan dalam acara diskusi serta deklarasi bertajuk ‘Pemuda Gama (Ganjar-Mahfud) Pantura’ yang dilaksanakan di GOR Dharma Ayu, Indramayu, Jawa Barat, Senin (8/1/2024).
Mahfud lantas menyinggung paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang dinilai memiliki rekam jejak buruk. Ia lantas menyinggung bagaimana cawapres Gibran yang berkesempatan untuk duduk di kursi Pilpres saat ini.
“Ndak pernah orang bicara demokrasi wong dia (Gibran) itu curang di zaman proses demokrasi,” ujar Mahfud.
Tidak lupa, Mahfud juga menyindir Capres 02, Prabowo Subianto yang kerap kali mengklaim sebagai pejuang demokrasi. Padahal, dalam melaksanakan proses demorkasi tidak jarang mengintimidasi masyarakat setempat.
“Ndak cocok untuk demokrasi,” ungkapnya.
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) ini juga menyebut rekam jejak keduanya yang tidak patuh terhadap hukum bangsa ini.
“Bagaimana dia bicara saya mau menegakkan hukum padahal dia di dalam perjalanan hidupnya selalu melanggar hukum. Baru sejak pemilihan, pemilu mau menegakkan hukum,” tuturnya.
Ditambah, Mahfud juga mengaku bingung soal keinginan mereka untuk melindungi hak asasi manusia. Pasalnya, publik mengetahui dengan jelas bagaimana rekam jejak Prabowo pada peristiwa di tahun 1998.
“Bagaimana mau melindungi hak asasi manusia kalau tangan dia berlumuran dengan darah atas pelanggaran hak asasi manusia, ndak bisa,” terangnya.
Oleh sebab itu, Mahfud pun meminta kepada publik untuk menjadi pemilih yang bijak. Artinya, mereka juga harus memahami betul bagaimana rekam jejak calon pemimpin yang akan dipilih.
“Saudara generasi muda ini penting untuk mencerdaskan masyarakat, penting. Masyarakat dibawah itu tidak tahu, ditipu-tipu saja gitu,” jelasnya.
Sumber: inilah