"Jika ada ajakan mobilisasi, ini dapat ditafsirkan spontanitas masyarakat dalam penyambutan Presiden mulai menurun," ujar Hendra kepada inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Selasa (2/1/2024)
"Biasanya, Presiden yang sisa masa jabatannya semakin pendek, memang mengalami hal serupa. Sinarnya (jokowi) akan meredup. Itu sebabnya ada istilah 'outgoing President'," sambungnya.
Ia menyatakan hanya presiden dengan warisan atau legacy yang luar biasa, yang tetap mampu masuk dalam ruang rindu rakyat.
"Pak Jokowi terpeleset pada akhir masa jabatannya, karena konsep 'cawe-cawenya', ternyata melukai medan kesadaran kolektif masyarakat," ungkap dia.
Tak hanya itu, ia mengakui bahwa memang pengusung Ganjar-Mahfud sempat khawatir, akan peristiwa ini. Terlebih hal ini terjadi jelang Pemilu 2024.
"Pada awalnya muncul rasa khawatir. Tapi pemahaman dan literasi politik masyarakat yang meningkat, membuat kekhawatiran tersebut berkurang. Rakyat yang akan menjaga demokrasi yang sehat dan bermartabat," tutup Hendra.
Sebelumnya, beredar sebuah surat yang ditujukan kepada para kepala desa (kades) di wilayah Kecamatan Ajibarang tertanggal 31 Desember 2023 dengan nomor surat 005/628/2023. Pada surat yang ditandatangani Camat Ajibarang, Arif Ependi, disebutkan surat ini guna menindaklanjuti kunjungan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) ke Kabupaten Banyumas.
Arif meminta bantuan kepada para kepala desa untuk mengirimkan para petani yang sudah dikondisikan oleh kordinator penyuluh/PPL untuk menghadiri acara yang akan dilaksanakan Selasa (2/1/2024), pukul 14.00 WIB sampai dengan selesai di GOR Satria Purwokerto.
Surat tersebut juga menyebutkan acara ini adalah kegiatan pembinaan petani se-Kabupaten Banyumas.
Meski begitu, terdapat pula keterangan dalam surat ini, yaitu pertama para peserta akan mendapatkan uang transport sebesar Rp100 ribu dan konsumsi. Kemudian peserta harus memakai pakaian bebas dan rapi dengan warna netral. Terakhir, akan ada bazar pupuk subsidi oleh PHC dengan harga 50 persen dari HET pupuk subsidi.
Sumber: inilah