Video dari ibu-ibu tersebut menjadi viral setelah melakukan protes dan muncul di media sosial setelah ditertibkan oleh panitia.
Menariknya, kelompok ibu-ibu tersebut mengklaim diundang oleh Ketua KPU, Hasyim Asy’ari.
Ferdinand mengungkapkan bahwa nama ibu-ibu itu adalah Wulan dan dia sudah mengenalnya selama beberapa waktu.
“Ibu ini saya kenal sudah lama,” kata Ferdinand yang dikutip dari akun X miliknya.
Ferdinand bahkan berbicara dengan Wulan setelah videonya menjadi viral.
“Tadi saya berbicara dengan Ibu ini dan dia merasa menyesal atas ucapannya. Beliau mengatakan bahwa dia berada di sana karena undangan dari KPU,” ungkap Ferdinand.
Ferdinand berharap agar warganet tidak lagi membully Ibu Wulan atas perilakunya saat debat kemarin.
“Sebaiknya kita sudahi tentang ibu ini, kasihan dia merasa tertekan sekarang. Tidak usah dibully lagi..!!,” ujarnya.
Meskipun panitia berusaha untuk mengusirnya dari lokasi debat, ibu-ibu tersebut bersikeras dan menegaskan kehadiran mereka dengan mengacu pada undangan dari Hasyim Asy’ari.
Insiden ini menambah gejolak di tengah-tengah jalannya debat Capres dan menimbulkan banyak pertanyaan terkait keamanan dan tata tertib acara tersebut.
Sebelumnya, Jurnalis senior Uni Zulfiani Lubis, yang berada di tengah-tengah para pendukung Capres, juga memberikan gambaran tentang kondisi yang terjadi.
Uni Zulfiani mengatakan, ibu-ibu yang mengenakan jilbab hitam itu terus-menerus meneriaki Anies ketika Capres nomor urut 1 berbicara.
“Terus-terusan teriak bacot dan huuu tiap Anies bicara,” ujar Uni Zulfiani dalam keterangannya di aplikasi X @unilubis (8/1/2024).
Uniknya, tempat duduk yang diduduki oleh kelompok ibu-ibu tersebut merupakan tempat yang disediakan untuk tamu undangan.
“Padahal itu deretan tempat duduk buat undangan, panitia meminta si ibu pindah. Itu bukan tempat untuk pendukung. Dia sempat ngeyel gak mau,” Uni Zulfiani menuturkan.
Namun, setelah tiga orang memintanya untuk pindah tempat, ibu-ibu tersebut bergerak meninggalkan tempatnya pada jeda jelang akhir segmen.
“Sampai tiga orang yang memintanya untuk pindah tempat. Saat jeda jelang akhir segmen, dia keluar,” bebernya.
Sebagai yang berada tepat di belakang pendukung nomor 2 dan 3, Uni Zulfiani mengatakan bahwa para pendukung memang masing-masing meluapkan dukungannya.
“Yang paling anteng pendukung 1. Mereka sorak-sorai juga, jumlah lebih sedikit, tapi tidak seberisik pendukung 2 dan 3. Ini fakta dari lapangan,” jelasnya.
Sumber: tangselexpres