Pertama Mahfud MD berpesan, khususnya kepada anak-anak muda agar jangan mau menjadi yang tersandera akibat kesalahan.
"Jadilah orang merdeka, jangan jadi orang tersandera karena kesalahan yg dilakukannya," kata Mahfud MD.
Menurutnya orang yang tersandera akan kehilangan kemerdekaan kendati republik ini 75 tahun merdeka.
Sebab, kata Mahfud, orang yang tersandera tak punya mental untuk melawan kekuatan di luar kuasanya.
"Orang tersandera itu kehilangan kemerdekaan, hidupnya dikendalilan oleh kekuatan di luar dirinya. Dan itu akan berlangsung terus," kata Mahfud.
Ia pun berpesan kepada anak muda agar menjadi orang yang gagah, tak goyah dengan goda-godaan yang menjerumuskan.
"Anak-anak muda, jadilah orang gagah dan jangan sampai tersandera," sambung Menko Polhukam itu.
Cuitan Kedua
Dari cuitan ini Mahfud MD tampaknya tengah menyoroti isu-isu beberapa pejabat tinggi yang diduga tersandung kasus korupsi.
Satu Indonesia yang memahami cuitan Mahfud MD pasti akan tahu arahnya akan ke mana.
Yang menarik, Mahfud MD memberikan satu contoh. Siapa pejabat itu?
Menurut pengakuannya ada seorang eks Ketua DPRD yang pernah mengadu kepadanya, tersandera akibat kasus korupsi APBD berjamaah.
Pejabat tinggi justru menjadi sapi perah para oknum aparat penegak hukum (APH), dengan dalih aman dari status tersangka.
"Seorang eks Ketua DPRD, pernah mengadu kepada saya, selalu dipanggil oleh aparat penegak hukum (APH) dgn dugaan memimpin korupsi APBD berjamaah.
"Setiap dipanggil APH dia diperas agar tidak dijadikan Tersangka (TSK)," tutur Mahfud MD di media sosial X.
Mahfud MD melanjutkan, oknum APH terus meneror dan memeras sang pejabat.
Caranya, oknum APH itu disebut kerap mengirim foto kekayaan, aset-aset hingga 'istri simpanan'.
Ek Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menyebut itu semua aib yang menjadi 'senjata' untuk menyandera pejabat itu.
"Ditunjukkan foto kekayaan dan aset-asetnya plus isteri simpanannya yg dianggap hasil korupsi dan aibnya," sambung Mahfud.
Si pejabat, kata Mahfud, pun tak bisa kuasa, tak bisa berbuat banyak, mau tak mau 'membayar' kepada oknum APH.
Tapi setelah semua harta pejabat itu habis, alias miskin tulen, pejabat itu tetap jadi tersangka.
"Dia pun tak berkutik, tertekan, dan selalu membayar. Tapi setelah berhenti jadi ketua DPRD dan hartanya habis, tak bisa diperas lagi, dia tetap dijadikan TSK dan dipenjara 7 tahun," bebernya.
Kata Mahfud itulah contoh orang yang tersandera akibat kesalahannya.
"Itu contoh orang tersandera. Hidupnya tak merdeka, selalu dalam tekanan. Hai anak-anak muda, yang lurus dan jangan sampai tersandera ya," tukasnya.
Sumber: disway