GELORA.CO -Rencana Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 3, Mahfud MD keluar dari Kabinet Joko Widodo dengan meninggalkan jabatan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), bertujuan agar tidak merasa bersalah dengan pimpinannya ketika hendak memberikan "pelajaran" kepada Cawapres Nomor Urut 2, Gibran Rakabuming Raka soal etika.
Hal itu disampaikan komunikolog politik dan hukum nasional, Tamil Selvan alias Kang Tamil menanggapi rencana Mahfud MD mengundurkan diri dari jabatan Menko Polhukam pada waktu yang tepat.
"Pada debat cawapres terakhir itu, Gibran ini benar-benar tidak menunjukkan etika. Jadi kalau kita lihat pada debat capres, Anies tidak menunjukkan etika, pada debat cawapres kemarin, Gibran sama sekali tidak beretika. Nah pertanyaannya kan simpel, apa bedanya Gibran dengan Anies?" kata Kang Tamil kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (24/1).
Namun demikian, kata Kang Tamil, Mahfud MD dan Cawapres Nomor Urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin masih menaruh hormat kepada Presiden Jokowi. Sehingga Mahfud masih memakai tata krama dengan tidak menyerang Gibran saat debat cawapres beberapa hari lalu.
"Apalagi Pak Mahfud MD yang boleh kita katakan sebagai tim pembantu Pak Jokowi di kabinet. Sehingga apa? Bukan nggak bisa seorang Mahfud MD sikat anak kecil ini, tapi ada timbang-timbang yang dilihat oleh Pak Mahfud, ada toto kromo gitu lho," terang Kang Tamil.
"Makanya saya lihat, saya bilang, ini Gibran ini orang Jawa apa bukan sih? Kalo orang Jawa, itu mesti ngerti tata krama, ya kan? Toto kromo itu dijaga. Nah Pak Mahfud itu menjaga toto kromo itu dengan tidak menyanggah anak kecil ini ketika berdebat," sambung Kang Tamil.
Hal itu kata Kang Tamil, Mahfud MD masih segan dengan Jokowi sebagai pimpinannya di kabinet, bukan karena Jokowi merupakan seorang presiden maupun orang tuanya Gibran.
"Nah maka kalau hari ini Pak Mahfud katakan, 'ya saya siap untuk keluar dari kabinet', ya kira-kira agar besok kalau kemudian melanggar etika yang keterlaluan oleh anak kecil ini, itu kemudian diberikan pelajaran oleh orang yang lebih senior seperti Pak Mahfud, Pak Mahfud tidak merasa bersalah kepada pimpinannya," pungkas Kang Tamil.
Sumber: RMOL