Kubu Timnas Anies-Muhaimin Dikabarkan Pecah, Begini Kronologinya

Kubu Timnas Anies-Muhaimin Dikabarkan Pecah, Begini Kronologinya

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Tim Nasional pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dikabarkan pecah lantaran perbedaan pendapat antara Pelatih Timnas AMIN Ahmad Ali dan Co-captain Timnas AMIN Sudirman Said. Hal itu terkait dengan komunikasi eksternal dengan pasangan calon lain dalam pilpres 2024.
 
Mulanya, Ahmad Ali menilai bahwa komunikasi eksternal dengan pasangan calon lain belum perlu dilakukan oleh Timnas AMIN. Hal itu terkait dengan kabar dugaan adanya komunikasi yang dilakukan oleh beberapa pihak Timnas AMIN yang melakukan komunikasi dengan pasangan calon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md untuk melawan pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 
 
Ia menegaskan bahwa tidak mungkin Timnas AMIN bersekutu dengan salah satu pasangan calon. Semua, menurut Ahmad Ali adalah pesaing dalam pilpres 2024 mendatang. Kalaupun akan bersekutu, Wakil Ketua Umum Partai NasDem itu menyebut bahwa Timnas AMIN akan bersekutu dengan rakyat untuk mencapai kemenangan. 
 
Tak setuju dengan pernyataan itu, Sudirman Said mengatakan bahwa pernyataan Ahmad Ali justru akan merugikan langkah-langkah pemenangan yang tengah dilakukan Timnas AMIN. "Saya tidak paham kenapa Saudara Wakil Ketua Umum yang menjabat sebagai Pelatih Kepala Timnas AMIN kok seperti anomali. 

Ucapan-ucapannya provokatif dan memancing keresahan bahkan di antara relawan dan pendukung Anies-Muhaimin, pun di antara partai-partai pengusung," kata Sudirman Said dalam keterangan melalui Juru Bicara Timnas AMIN, Muhammad Ramli Rahim yang diterima JawaPos.com, Senin (1/1).
 
Eks Menteri ESDM itu menyebut pandangan Ahmad Ali itu berbeda dari para elite NasDem, termasuk Surya Paloh. Ia mengatakan bahwa para elite punya perspektif luas dalam mengelola kompetisi politik. Tidak fatalis dan tidak melihat lawan sebagai musuh.
 
"Apakah ini sejenis 'role playing'. Sampai-sampai saya kok tidak yakin bahwa ucapan dan tindakan Ahmad Ali mewakili sikap dan kebijakan Partai. Mungkin ini lebih pada sikap pribadi, tetapi karena personality-nya orang-orang internal partai sudah tidak tertarik lagi mengingatkan," tegasnya.
 
Sudirman khawatir bila sikap ini terus terjadi malah memecah belah para pendukung hingga relawan yang sudah bekerja kerja di lapangan. Ia bahkan menyebut ucapan Ahmad Ali tidak mencerminkan kepribadian dan tata nilai politik Anies-Cak Imin yang selama ini sudah dibangun.
 
"Bacalah sejarah, dalam perang sengit yang melibatkan persenjataan pun ada kurir yang terus menjalin komunikasi di antara yang sedang berperang," tandasnya.
 
Senada dengan Sudirman, Juru Bicara Timnas AMIN Muhammad Ramli Rahim setuju bahwa dalam Pilpres 2024 tidak ada lawan politik yang benar-benar menjadi musuh. "Sejak awal Pak Anies punya komitmen bahwa dalam berkontestasi di pilpres 2024 tidak ada lawan yang menjadi musuh," sebutnya.
 
Oleh karena itu, ia mengingatkan bahwa semua tim pemenangan, baik yang ada di timnas maupun partai politik pengusung AMIN, tetap fokus pada apa yang diperjuangkan di pilpres 2024. "Tidak perlu menutup komunikasi apalagi sampai saling membenci dengan orang-orang menjadi lawan politik pasangan capres dan cawapres yang kita usung," tegas Ramli. 
 
"Pak Sudirman benar bahwa seharusnya kita tidak menutup ruang komunikasi itu. Apalagi dari banyak hasil survei, suara AMIN terus mengalami kenaikan," tandasnya.
 
Menanggapi kritik Sudirman, Partai NasDem menyesalkan pernyataannya karena menyebut Ahmad Ali sebagai sosok yang provokatif dan memancing keresahan, bahkan di antara relawan dan pendukung Anies-Muhaimin.
 
"Kami menyesali pernyataan Sudirman Said yang masih membawa-bawa jabatan dan partai asal, padahal kita semua sudah melebur dalam TKN dalam jabatan masing-masing," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai NasDem Hermawi Taslim.
 
Jika menyangkut Timnas AMIN, ia menyatakan bahwa semua pihak seyogyanya bisa berdiskusi dalam konteks Tim Kampanye Nasional (TKN), bukan malah membawa-bawa nama dan jabatan di institusi partai politik.
 
Hermawi juga menegaskan bahwa Ahmad Ali sebagai Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai NasDem tetap harus dijaga kehormatannya karena sebagai salah satu simbol partai yang ditugaskan secara resmi menjadi koordinator Pilpres 2024.
 
"Sehingga yang disampaikan merupakan sikap dari partai. Sudirman seharusnya tidak mencampuri urusan internal Partai NasDem, karena dia juga bukan kader Partai NasDem," tegasnya.
 
Lebih jauh dikatakan Taslim, di Pemilu 2024 NasDem sudah memberikan kewenangan kepada Ahmad Ali untuk mewakili kepentingan Partai.
 
"Selama ini internal Partai NasDem tidak seperti yang disampaikan oleh Sudirman Said," pungkasnya

Sumber: Jawapos
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita