Insiden itu terekam dalam video dan diunggah Al Jazeera pada Minggu (28/1/2024).
"Jurnalis di sana menderita kelelahan dan kelaparan ekstrem, serta sebagian besar penduduknya menghadapi risiko kelaparan yang tinggi," demikian unggahan Al Jazeera di platform media sosial X.
Dalam video tersebut, Al-Dahoudi tampak berusaha untuk berdiri dan melaporkan kondisi di Gaza termasuk soal harga barang-barang yang melonjak.
"Bagaimana pendapat warga soal ini. Juga harga yang melonjak dan di atas rata-rata, dan juga dampaknya," tanya presenter TV di studio yang meminta dia menjelaskan situasi di lapangan.
Namun, Al-Dahoudi tidak menjawab pernyataan itu. Terlihat tubuhnya mulai tergoyang ke depan dan belakang sebelum kemudian jatuh pingsan.
Hingga kini belum ada penjelasan lebih lanjut soal penyebab Al-Dahoudi pingsan saat bertugas. Namun banyak jurnalis di Gaza yang mengalami kelelahan hingga kelaparan ekstrem.
Watch the moment Palestine TV reporter Amr Al Dahoudi collapses live on air while reporting from Gaza.
— Al Jazeera English (@AJEnglish) January 28, 2024
Journalists there are suffering from exhaustion and extreme hunger, along with much of population which faces a high risk of starvation ⤵️ pic.twitter.com/BpSfuUcyHf
Sejak Israel melancarkan agresi di Palestina, warga kekurangan bahan makanan dan bantuan yang masuk juga terbatas.
Sejumlah pihak bahkan memperingatkan krisis pangan akut akibat serangan Israel.
Tak hanya memicu krisis pangan, serangan Israel juga menyebabkan 120 jurnalis tewas selama tiga bulan agresi di Gaza.
Jumlah itu melebihi angka jurnalis yang tewas di dunia dengan 109 jiwa pada 2021-2022.
"Jumlah korban tewas jurnalis Palestina akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah melampaui jumlah jurnalis yang terbunuh di seluruh dunia pada 2021 dan 2022," demikian laporan Middle East Monitor.
Sumebr: inilah