Jusuf Kalla memberi peringatan itu kepada Megawati ketika Jokowi akan dicalonkan sebagai presiden di Pilpres 2024.
Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 ini pun memiliki alasan tersendiri mengapa ia memberi peringatan tersebut.
Hal ini diungkap Jusuf Kalla ketika mantan Ketua Komisi Pemberantasn Korupsi (KPK) Abraham Samad bertanya mengapa dulu ia memperkenalkan Jokowi ke kancah nasional.
Jusuf Kalla menceritakan bahwa memang dirinyalah yang dulu mempromosikan Jokowi ke Megawati untuk dijadikan Gubernur DKI Jakarta.
Jusuf Kalla melihat potensi Jokowi untuk memimpin Ibu Kota Indonesia. Pasalnya, Jokowi adalah sosok yang rendah hati dan berhasil memimpin Kota Solo.
“Ini orangnya rendah hati, low profile, dan juga dia bisa memimpin suatu kabupaten atau kota,” kata Jusuf Kalla, sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Abraham Samad SPEAK UP pada Senin, 29 Januari 2024.
“Maka, menurut saya wajarlah dengan cara begitu dia pemimpin suatu daerah, gubernur. Karena itu saya promosikan ke Bu Mega,” sambungnya.
Meski sempat bertentangan dengan suaminya sendiri, Megawati akhirnya setuju mengusung Jokowi menjadi Calon Gubernur di Pilkada DKI Jakarta 2012.
Akhirnya, Jokowi memenangkan Pilkada. Belum satu periode ia menjabat di DKI Jakarta, Jokowi diusung untuk maju Pilpres 2014.
Jokowi memenangkan Pilpres dua kali berturut-turut dan kini masih menjabat sebagai Presiden Indonesia ke-7.
Jusuf Kalla sendiri mengaku ada pihak yang menyalahkannya karena turut berkontribusi dalam memperkenalkan Jokowi ke kancah nasional hingga menjadi presiden.
Pihak tersebut menilai Jokowi tidak berhasil memimpin Indonesia. Akan tetapi, Jusuf Kalla membela diri bahwa ia hanya berpikir Jokowi cocok menjadi gubernur, bukan jadi presiden.
“Jadi banyak yang menyalahkan saya, ‘Ini gara-gara bapak ini.’ Bukan, untuk gubernur cocoklah,” ungkapnya.
Jusuf Kalla bahkan telah mewanti-wanti bahwa Jokowi belum memiliki cukup pengetahuan dan pengalaman sehingga akan berbahaya jika menjadi presiden.
“Tapi saya kan kasih memang warning pada waktu mau presiden kan. Wah kalau mau baru 2 tahun di (DKI Jakarta) bahaya kalau jadi presiden, pengetahuannya belum cukup, pengalamannya belum cukup,” katanya.
Peringatan Jusuf Kalla itu didengarkan oleh Megawati. Maka, Ketua Umum PDIP ini akhirnya menyarankan Jusuf Kalla menjadi wakil presiden mendampingi Jokowi.
“Karena itu Ibu Mega minta saya mendampingi dia karena saya berpengalaman, beliau kurang pengalaman. Kan begitu jadinya,” ujarnya.
Jusuf Kalla akhirnya menjadi wapres dan mendampingi Jokowi selama 5 tahun, yakni dari 2014 hingga 2019.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini pun mengklaim bahwa selama 5 tahun tersebut, pemerintahan berjalan aman-aman saja.
“Ya saya juga tidak pernah minta sebenarnya, hanya diminta untuk mendampingi dan saya lakukan itu selama 5 tahun. Dan selama 5 tahun tidak kan bermasalah apa-apa. Aman aja kan,” katanya.
Sayangnya, menurut Jusuf Kalla, Jokowi belakangan ini mulai berubah. Ia menilai sang presiden telah melanggar etika dan aturan,
Sebagai orang yang sudah berada di luar pemerintahan, ia pun hanya bisa berharap Jokowi bisa kembali berpikir untuk keselamatan Indonesia.
“Kok tiba-tiba begini? Tiba-tiba ingin melanggar berbagai etik-etik, kebiasaan, aturan-aturan,”kata Jusuf Kalla.
“Karena itulah saya... ingin saya mudah-mudahan beliau kembali berpikir, berdoa untuk keselamatan bangsa ini. Ya karena jangan melanjutkan usaha seperti ini,” lanjutnya.***
Sumber: hops