Dalam kanal YouTube resminya, Rocky menyatakan kegembiraannya atas kecurangan tersebut, menginterpretasikannya sebagai tanda kecemasan dari pihak Jokowi.
"Kita senang ada kecurangan, itu menunjukkan kecemasan Jokowi," ujar Rocky.
Rocky menggambarkan keadaan politik saat ini sebagai trade-off antara potensi kecurangan dan kepanikan di istana.
"Potensi kecurangan menunjukkan kepanikan di istana semakin menjadi-jadi," tambahnya.
Ia memaparkan bahwa kecemasan ini merupakan indikator bahwa pihak Jokowi merasakan tekanan dan tantangan dalam kontestasi politik.
Dalam konteks demokrasi, Rocky menegaskan pentingnya menjaga agar kecurangan tidak terjadi.
"Kepentingan kita adalah menjaga agar kecurangan itu tidak terjadi karena ini demokrasi," ujarnya.
Meskipun pihak Jokowi membantah adanya kecurangan, Rocky menilai pernyataan tersebut bersifat normatif, mengingat posisi strategis Muldoko dalam mengatur potensi kemenangan Jokowi.
Rocky juga mengkritik hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Anis Baswedan, mencatat blunder terbaru terkait penyebaran video oleh pendukung Jokowi.
Ia menyoroti upaya untuk menghalangi perubahan dengan cara yang tidak tepat, menekankan bahwa budaya tanding dan perlawanan anak muda akan terus muncul.
Dalam analisisnya, Rocky memperlihatkan bahwa kekuasaan masih menggunakan pendekatan lama, tidak mampu mengikuti perubahan zaman dan resistensi dari anak muda.
Ia menunjukkan kepanikan Muldoko dalam menghadapi pertanyaan wartawan sebagai indikasi bahwa aliran kritik dan perlawanan semakin sulit dihindari.
Rocky meramalkan bahwa tanda-tanda orkestrasi dan kepanikan dari pihak Jokowi akan semakin terbaca jelas. Pelarangan K-pop dan penurunan video Anis Baswedan menjadi bukti-bukti dari upaya untuk mengendalikan situasi.
Rocky menyatakan keyakinannya bahwa kepanikan tersebut akan semakin memperkuat budaya tanding dan perlawanan dalam masyarakat.
Sumber: viva