Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara Timnas AMIN, Iwan Tarigan. Menurutnya, Sri Mulyani kini sudah tidak diajak oleh orang nomor satu di Indonesia itu.
"Bahkan, ada informasi Sri Mulyani tidak pernah diajak bicara lagi," ucap Iwan kepada awak media, Sabtu (27/1/2024).
Isunya, kerenggangan Sri Mulyani dan Jokowi bermula karena Menkeu itu menolak menaikkan bansos dari Rp.200 ribu ke Rp.500 ribu. Iwan pun mengatakan bahwa kini antara Jokowi dan Sri Mulyani sudah ada jarak.
"Kabarnya ada jarak juga sama Jokowi," beber Iwan.
Iwan menambahkan bahwa Jokowi kini menciptakan suasana tidak sehat di Kabinet Indonesia Maju.
"Yang mementingkan kepentingan keluarganya dan semakin menabrak etika dan kepatuhan dalam pengelolaan tata negara yang good governance yang menjunjung hukum dan etika," ucap Iwan.
Diinformasikan sebelumnya, ekonom senior dari Indef, Faisal Basri mengaku telah mengajak sejumlah menteri untuk mundur dari Kabinet Indonesia Maju dalam pemerintahan Presiden Jokowi. Pasalnya, Jokowi dianggap tidak menjaga netralitasnya sebagai kepala negara dengan lebih mendukung pasangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 nanti.
Kemudian, Faisal Basri mengklaim yang paling siap mundur adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimujono.
"Saya ngobrol-ngobrol kan dengan petinggi-petinggi partai dan macam-macam, nah muncul katanya yang paling siap itu Ibu Sri Mulyani, Pak Basuki juga, dalam kaitannya dengan Gibran ini ya karena ini sudah beyond akal sehat begitu," kata Faisal Basri.
Sumber: viva