Pasalnya terdapat perwakilan Nahdatul Ulama (NU) di kubu paslon nomor urut satu dan tiga, namun Khofifah malah bergabung dengan Prabowo-Gibran, sehingga tidak heran cawapres Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin meragukan ke-NUannya dan tidak heran ada kecurigaan tersandera kasus suap dana hibah.
"Wajar dong kalau Cak Imin ragu, ada perwakilan NU alias Cak Imin di 01, serta Mahfud MD di 03, eh Khofifah kok malah gabung 02? Apakah ada yang tersandera suap dana hibah?" ungkap Lukman dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Rabu (17/1).
Wajar dong kalau Cak Imin ragu, ada perwakilan NU alias Cak Imin di 01, serta Mahfud MD di 03, eh Khofifah kok malah gabung 02 ? Apakah ada yg tersandera suap dana hibah ? 😴 pic.twitter.com/kpiUIwbEjj
— Lukman Simandjuntak (@hipohan) January 16, 2024
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya merespons pernyataan cawapres Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang meragukan 'ke-NU-an' Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, yang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Pada awalnya, Gus Yahya merespon pernyataan Cak Imin tersebut dengan menertawakannya. Dia pun menanggapi santai dengan mengatakan, yang meragukan ke-NU-an Khofifah malah tidak pernah menjadi pengurus NU.
"Yang meragukan ke-NU-annya Bu Khofifah gak pernah menjadi pengurus NU, kan celaka," kata Gus Yahya di kantor PWNU Jatim, Kota Surabaya, Senin (15/1/2024) dikutip dari Republika.
Gus Yahya menambahkan, dalam kontestasi Pilpres 2024, seperti saat ini, tidak jarang orang asal berbicara meskipun belum tentu kebenarannya. "Kalau dalam keadaan begini kan orang ngomong sak nemu-nemunya diomongkan," ujarnya.
Sumebr: populis