Eks Kepala Bappenas Soroti Gibran: Kecerdasan Emosionalnya Jelas Rendah, Kecerdasan Intelegensinya Biasa saja

Eks Kepala Bappenas Soroti Gibran: Kecerdasan Emosionalnya Jelas Rendah, Kecerdasan Intelegensinya Biasa saja

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Penampilan Cawapres 02, Gibran Rakabuming Raka, menuai sorotan publik saat debat Minggu (21/1/2024) malam.

Sorotan Gibran Rakabuming, baik yang pro maupun kontra.

Sebagian menilai tingkah Gibran saat berdebat, berlebihan.

Terutama, dengan gimmick Gibran kala mendebat para pesaingnya, Mahfud MD dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

Ada juga yang membandingkan gaya Gibran saat debat dengan penampilan Jokowi di 2014 dan 2019.

Jokowi, misalnya, oleh sebagian pihak dinilai tetap mengedepankan sopan santun ketika berdebat dengan Prabowo.

Hal itu, yang mereka nilai, tidak terlihat pada penampilan Gibran kemarin malam.

Sedangkan yang pro-Gibran menilai, apa yang Gibran lakukan di debat kemarin merupakan "fotokopi" apa yang dilakukan Ganjar dan Anies kepada Prabowo di debat sebelumnya.

Sehingga, bagi para pendukung Gibran, hal tersebut wajar-wajar saja dan tidak perlu disikapi secara berlebihan.

Sementara, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Andrinof Chaniago mengkritik gaya debat Cawapres Gibran Rakabuming Raka kemarin.

Ia membandingkan Gibran dengan sang ayah, Jokowi.

Menurut, Jokowi Adrinof memiliki kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial yang tergolong tinggi.

Sementara anaknya tidak.

"Gibran ini kecerdasan emosional dan sosialnya jelas rendah, sementara kecerdasan intelegensianya juga biasa saja.

Gibran bukan Jokowi 2010, bukan Jokowi 2012, dan bukan Jokowi 2014," kata Andrinof dalam unggahannya di media sosial Facebook.

Andrinof menilai seharusnya tiap capres-capres, termasuk Gibran, memperlihatkan juga kematangan sikap.

"Untuk materi pernyataan maupun tanggapan harusnya yang keluar adalah pandangan-pandangan strategis dan visioner. Bukan menyiapkan trik menjebak lawan dengan isu-isu teknis dan teks-teks yang tidak mendasar," ujarnya.

Sedangkan Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Ahmad Fauzi alias Ray Rangkuti mengatakan acara debat cawapres itu seakan menjadi ajang balas dendam Gibran.

Lantaran, putra Presiden Jokowi ini kerap diserang capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo lewat kata-kata etik.

Diketahui, Gibran Rakabuming lolos jadi cawapres Prabowo Subianto lewat putusan Mahkamah Konstitusi yang dipimpin Anwar Usman, pamannya.

Belakangan, Anwar Usman dinyatakan melakukan pelanggaran kode etik karena putusan tersebut.

“Seperti diduga sebelumnya, Gibran akan mempergunakan debat kedua Cawapres atau ke-4 (debat Capres-Cawapres) sebagai ajang balas dendam,” ujarnya, Senin (22/1/2024).

Sementara Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, mengatakan, ada benarnya calon presiden dan wakil presiden harus memiliki usia minimal 40 tahun.

"Saya yakin bahwa keputusan tersebut bukanlah sesuatu yang spontan dan tidak punya alasan yang kuat, melainkan hasil dari refleksi yang panjang dan matang," katanya.

"Debat pamungkas cawapres tadi malam semakin menguatkan argumentasi bahwa kematangan dan kedewasaan itu penting. Sikap kekanak-kanakan, tidak bijaksana, suka merendahkan dan mempermalukan orang lain," katanya.

Sumber: tribunnews
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita