Bukti Kelemahan Soekarno terhadap Wanita, Agen CIA yang Akan Habisi Nyawanya Malah Dibebaskan

Bukti Kelemahan Soekarno terhadap Wanita, Agen CIA yang Akan Habisi Nyawanya Malah Dibebaskan

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Ketika Presiden Soekarno dihadapkan pada situasi di mana seorang agen CIA hendak menghabisinya, Soekarno membuat keputusan yang tidak terduga.

Meskipun marah besar terhadap rencana tersebut, Soekarno akhirnya memutuskan untuk membebaskan agen tersebut. Hal ini dikarenakan peran dari seorang wanita.

Lantas, bagaimana kisah selengkapnya? Dikutip Hops.ID dari Youtube Pojok History, berikut ulasannya.

Pada tahun 1958, Indonesia Timur dilanda Pemberontakan Rakyat Semesta (Permesta). Pemberontakan ini tidak hanya pasukan lokal yang memberontak, tetapi juga mendapat dukungan dari militer AS dan agen-agen CIA.

"Militer Amerika Serikat yang memiliki pangkalan di Filipina khususnya di Clark Air Force Base, memberikan dukungan kepada para pemberontak dan agen CIA dengan menyediakan pesawat tempur, persenjataan, dan logistik lainnya," bunyi narator video dikutip pada Rabu 10 Januari 2024.

Tujuan dari dukungan ini adalah untuk melemahkan pemerintahan Indonesia. Presiden Soekarno merasa sangat marah setelah menyadari bahwa dirinya menjadi target pembunuh oleh para agen CIA.

Dalam buku biografi Soekarno yang berjudul "Penyambung Lidah Rakyat Indonesia" Soekarno mengungkapkan pendapatnya terkait situasi tersebut.

"Menurut Soekarno, ia merasa bahwa jika CIA memang menargetkan dirinya, tidak ada alasan bagi mereka untuk melibatkan pilot-pilot pesawat tempur Permesta dan melakukan pembantaian terhadap warga sipil," kata Soekarno.

Oleh karena itu, salah satu pesawat B-25 yang dikemudikan oleh agen CIA yakni Allan Pope, berhasil ditembak jatuh oleh pesawat tempur AURI/TNI AU.

Dalam situasi menegangkan tersebut, Allan Pope bersama dengan rekannya Pedro tidak menunjukkan wajah cemas saat sejumlah perwira dan prajurit KKO Republik Indonesia mengepung mereka.

"Allan Pope lalu ditangkap dan segera dihadapkan pada proses pengadilan. Pengadilan Republik Indonesia kemudian menjatuhkan vonis hukuman mati kepada Allan Pope dan hukuman penjara 15 tahun kepada Pedro," bunyi narator video.

Pada saat itu, pemerintahan Amerika Serikat yang di bawah kepemimpinan John F Kennedy berusaha keras untuk mempengaruhi Soekarno agar membebaskan Allan Pope dari hukuman, dan segera mengirimkannya kembali ke Amerika Serikat.

Namun upaya gedung putih untuk melobi Soekarno menghadapi sejumlah kesulitan. Jaksa Agung Amerika Serikat yakni Robert Kennedy kemudian diutus ke Jakarta untuk bertemu dengan Soekarno.

"Isti Allan juga ikut diterbangkan secara khusus untuk bertemu Soekarno," katanya.

Dalam pertemuan tersebut Kennedy membawa surat Presiden Dwight D. Eisenhower yang intinya memohon kepada Soekarno untuk menggunakan kebijaksanaannya agar Allan Pope dibebaskan.

Namun, setelah istri Allan Pope diizinkan untuk bertemu Soekarno, wanita yang terlihat cantik tersebut menangis sambil memohon. Hingga pada akhirnya, ia pun berhasil meluluhkan hati Soekarno.

Dalam berbagai sumber buku yang mengisahkan tentang Soekarno, presiden pertama Indonesia itu terlihat sering kali memiliki kelemahan terhadap wanita cantik yang datang sambile merengek-rengek.

"Atas bujukan dari istri Allan Pope, Soekarno akhirnya memberikan grasi kepada mereka. Secara diam-diam, Soekarno memutuskan membebaskan agen CIA tersebut, dan secara rahasia mereka kemudian dipulangkan ke Amerika Serikat," pungkasnya.***

Sumber: hops
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita