GELORA.CO – Kontestasi Pemilihan Presiden 2024 menyeret banyak pemimpin umat Islam dalam perseteruan terbuka di ruang publik. Terbaru.
Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau yang kerap disapa Gus Ipul, baru-baru ini secara gamblang menyebutkan agar warga Nahdliyin tak memilih paslon yang didukung oleh Abu Bakar Baasyir dan Amien Rais.
Gus Ipul beralasan Abu Bakar Baasyir dan Amien Rais memiliki pemahaman yang bersebrangan dengan cara berpikir Nahdlatul Ulama.
Sangat disayangkan politik kekuasaan membelah hubungan harmonis antara pemimpin umat Islam yang sudah terbina baik. Apalagi, tokoh tokoh yang 'berseteru" berasal dari organisasi Islam yang terpandang dan punya massa sagat besar.
Bagaimana umat memandang pemimpinnya yang tidak harmonis? Pada siapa umat akan mencari pengayoman jika pemimpinnya tidak akur? Islam sangat tegas melarang perpecahan antara sesama Muslim.
Dari Abu Hurairah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,” “Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya.
Jika dia melihat suatu aib pada diri saudaranya, maka dia memperbaikinya,” (Disebutkan oleh Imam Bukhari dalam Al Adabui Murfrod, hasan secara sanad) Dalam Islam pun dinyatakan bahwa jika perbuatan menyindir orang lain itu bertujuan untuk sesuatu hal yang baik seperti merubah sikap ataupun akhlak yang dimiliki, maka hal itu dianjurkan oleh agama, namun jika menggunakan cara yang menyakiti hati dan tujuannya karena sifat iri, dengki, dan cenderung ingin membalas dendam maka hukumnya haram.
Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu saling benci-membenci, dengki-mendengki dan sindir-menyindir, jadilah kamu sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara, Haram seorang muslim berkelahi dengan saudaranya lebih dari tuga hari lamanya.
(Hadist Anas nin Malik r.a)
Dari berbagai hal tercela yang dusah digambarkan, dapat dilihat adanya arah yang menjerumus pada kegilaan pada kekuasaan. Itulah cara politik yang kotor tapi sangat sering dilakukan.
Padahal gila kekuasaan ini sudah diingatkan oleh Rasulullah “Barangsiapa yang yang rakus akan kekuasaan, ia pasti menuai penyesalan di hari kiamat” Persaingan memang tidak bisa dielakkan pada saat pemilihan, mereka saling menunjukkan kemampuan dan kelebihan yang mereka punya, namum Allah melarang suatu golongan menyindir satu golongan lainnya dengan cara mengolok-olok dengan rasa bangga pada diri sendiri karena akan menimbukna permusuhan diantara teman atau sahabat.
Apalagi kasus ini adalah hal buruk yang dilakukan oleh seorang calon pemimpin yang nantinya akan memimpin seluruh warga Indonesia.
Lalu bagaimana menyindir atau memberi nasehat yang baik menurut islam? Yang pertama adalah dengan mengharapkan Ridha Allah SWT, menyindir dengan tujuan memberikan nasehat dan semata mata ingin mendapatkan Ridha dan Pahala dari Allah SWT maka diperbolehkan, yang kedua adalah menyindir secara rahasia yang bermaksud, tidak dilakukan didepan orang banyak atau secara terbuka, sindiran harus disampaikan secara pribadi untuk memperbaiki keaslahannya.
Selanjutnya ada menyindir dengan halus dan sopan, sebab sang penerima sindirian itu diibaratkan seperti sebuah pintu, pintu itu tidak akan terbuka kecuali dibuka dengan orang yang benar dan tepat.
Dan yang terakhir itu tidak mempermalukan dalam menyindir, inilah yang sering menjadi musibah pada banyak orang saat ia memberikan sindirian dengan nada kasar dan hanya memperburuk keadaan.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallah bersabda, “setiap sikap kelembutan yang ada pada sesuatu, pasti akan menghiasinya, dan tidaklah ia dicabut dari sesuatu, kecuali akan memperburuknya. (HR Muslim)”
Sumber: tvOne