Ia pun memastikan pihaknya akan menolak permintaan yang dilontarkan Eks Ketua Relawan Ganjarist Mazdjo Pray terkait tim khusus yang bertugas memberi like, share dan comment dalam setiap unggahan konten Ganjar-Mahfud.
"Saya kira sih kita enggak ada tim khusus yang dibentuk ya," ujar Tomi kepada Inilah.com, di Media Center TPN Ganjar-Mahfud Gedung High End, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2024).
Tomi menerangkan kampanye digital Ganjar-Mahfud dilaksanakan secara organik dengan bantuan tim pemenangan dan relawan melalui Instagram dan TikTok. "Pakai robot (buzzer) segala macam, kita enggak. Jadi kebijakan kita, kita organik. Karena kita tidak mau menipu diri sendiri," ucap dia.
Menurutnya, strategi kampanye tersebut justru tidak menguntungkan. "Kalau kelihatan keren, kelihatan bagus, ramai, tapi sebenarnya robot gitu. Jadi kita enggak mau pakai itu," jelasnya.
Sebelumnya, beredar sebuah video yang memperlihatkan salah seorang yang mengaku sebagai konten kreator paslon Ganjar-Mahfud meminta bantuan sebuah tim untuk meningkatkan 'like dan comment’ di media sosial. Belakangan diketahui yang bersangkutan adalah Masdjo Pray, eks Ketum relawan Ganjarist.
Dalam video ia mengaku telah melakukan kampanye sejak 3 tahun terakhir, seraya mengungkapkan hambatannya. Ia mengatakan bahwa terkait ‘like dan comment’ di media sosial merupakan masalah yang tengah dihadapi.
"Maka kalau bisa mumpung ada Pak Hasto juga, kami mohon ada tim khusus untuk comment dan like itu dibentuk semasif sebelah, kalau bisa lebih baik,” paparnya seprti yang di posting di akun X@descha05.
Sumber: inilah