Pasalnya, kata pegiat media sosial Lukman Simandjuntak, leluhur Prabowo Subianto, Benyamin Thomas Sigar alias Tawajln Sigar merupakan sosok yang ikut menangkap Pangeran Diponegoro, sehingga sangat cerdas Anies Baswedan memilih Museum Diponegoro untuk acaranya.
"Pemilihan Museum Diponegoro sebagai lokasi "Desak Anies" itu cerdas sekali, karena yang menangkap Pangeran Diponegoro yang juga simbol perlawanan rakyat, adalah leluhur Prabowo," ungkapnya dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Jumat (26/1).
Namun izin menggunakan Museum Diponegoro untuk 'Desak Anies' dicabut, walaupun demikian malah memperlihatkan dengan jelas perjuangannya demi perubahan untuk rakyat. "Meski izin kampanyenya dicabut, justru jadi sangat relevan, dengan perjuangan Anies untuk rakyat demi perubahan," imbuhnya.
Melansir dari Tribun News, capres nomor urut dua Prabowo Subianto merupakan keturunan Benyamin Thomas Sigar alias Tawajln Sigar, tokoh ternama di Langowan, kota kecil di Minahasa Utara.
Pengurus keluarga besar Sigar di Langowan, Minahasa, menceritakan kisah turun temurun bahwa Benyamin Thomas Sigar merupakan sosok yang konon ikut menangkap Pangeran Diponegoro.
"Memang tak ada dokumen atau fakta sejarah yang ada pada kami. Tapi menurut cerita dari orang-orang tua kami, Opa Benyaminlah yang menangkap Pangeran Diponegoro," ujar Meity Sigar ditemui Tribun di rumahnya di Langowan, Rabu (26/3/2014).
Hubungan kekerabatan keduanya bisa dilihat melalui dokumentasi ziarah Prabowo ke makam tokoh legendaris Langowan itu. Tak hanya itu, Prabowo juga pernah membantu pembangunan kuburnya beberapa tahun lalu.
Sumber: populis