Ade PSI Blak-blakan Sebut Prabowo Tak Layak Jadi Presiden, Singgung Kestabilan Emosi

Ade PSI Blak-blakan Sebut Prabowo Tak Layak Jadi Presiden, Singgung Kestabilan Emosi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ade Armando sebut calon presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto tak layak jadi pemimpin negara.

Ade Armando membeberkan alasan-alasan kenapa Prabowo tidak layak jadi presiden pada kanal YouTube Cokro TV, dikutip Senin (29/1/2024). 

Awalnya Ade Armando menegaskan dukungannya pada Ganjar Pranowo, namun terlihat mempertimbangkan kembali pilihannya karena ia sempat bimbang. Ade khawatir dengan kekuasaan PDIP yang mengikat Ganjar.

“Saya tidak mungkin mendukung Prabowo karena dia memang tidak layak menjadi presiden Indonesia,” ujar Ade Armando.

Menurutnya yang menjadi kelemahan pada Prabowo adalah dirinya sendiri karena masa lalu Prabowo. 

Ade juga menjelaskan enam persoalan atau alasan Prabowo tidak layak menjadi presiden.

Pertama, pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) karena adanya fakta bahwa Prabowo memerintahkan anak buahnya untuk menculik belasan atau bahkan puluhan aktivis dan mahasiswa yang dianggap mengganggu stabilitas keamanan di masa-masa krisis menuju akhir orde baru. 

Selain itu kata Ade Armando ada juga dugaan Prabowo yang terlibat pembantaian warga sipil pada operasi militer di Timor Timur. 

Bahkan stasiun televisi ABC Australia menggambarkan Prabowo sebagai bantuan pasukan bayaran asing yang membantai masyarakat sipil, laporan ini diberi judul 'Blood On the Cross'.

“Kita tentu tidak ingin punya presiden yang pernah terlibat dalam kejahatan kemanusiaan semacam itu,” ucapnya.

Alasan kedua kata Ade, adalah hubungan Prabowo dengan Keluarga Cendana yang menurut Ade berpotensi menjadi kebangkitan keluarga Cendana dan membuka kembali pintu korupsi di Indonesia.

“Mereka berusaha kembali melalui parpol-parpol baru walau gagal tapi mantan istri Prabowo Mbak Titik Soeharto akan maju sebagai caleg dari Gerindra,” ujar Ade Armando.

Ketidakstabilan emosional Prabowo juga menjadi alasan Ade tidak mungkin memilih Prabowo sebagai pemimpin negara. 

Ade Armando juga membeberkan penilaian para ahli mengenai hasil penilaian psikologi Universitas Indonedia tentang Jokowi dan Prabowo di tahun 2019 lalu.

“Jika diukur dengan angka 1 sampai 10 poin untuk stabilitas emosi Prabowo berada pada angka 5,16 sedangkan Jokowi 7,60, begitu juga Jokowi hanya memiliki 13% kemungkinan otoriter sedangkan Prabowo 76%, soal demokratis Jokowi memiliki angka 87% sementara Prabowo hanya 24%,” kata Ade.

Kedekatan Prabowo dengan kelompok-kelompok Islam dan Khilafah, pasalnya di masa lalu ia terbukti bersedia memanfaatkan dukungan kelompok-kelompok Islam garis keras untuk mencapai tujuan politiknya.

Kelima menurutnya Prabowo tidak memiliki komitmen pada demokrasi di media internasional. Prabowo pernah mengakui Indonesia tidak siap untuk demokrasi dan menyalahkan amandemen UUD 45.

Terakhir adalah soal perang melawan korupsi, saya meragukan komitmen Prabowo untuk memerangi korupsi,” jelas Ade.

Karena dari sudut pandang Ade keputusan Prabowo untuk mengawal keluarga Soeharto ketika berjaya memimpin sebuah rezim yang menunjukkan sikapnya pada korupsi sekarang. 

Beredar juga adanya indikasi korupsi dalam lingkungan Kementerian Pertahanan yang dipimpinnya. 

“Tentu saja Ini butuh bukti lebih lanjut, tapi saya tidak akan heran kalau kabar itu benar adanya," ujar Ade.

"Yang jelas salah seorang kepercayaan yang di Partai Gerindra Edi Prabowo sudah langsung ditahan karena kasus korupsi hanya dalam waktu 1 tahun setelah ia dilantik,” tambahnya.

Itulah alasan-alasan mengapa Ade Armando menegaskan tidak mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 dan lebih memilih Ganjar sebagai presiden.

Sumber: tvone
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita