Jerusalem Post melaporkan, tentara tersebut melepaskan tembakan ke dinding di sebuah resor di Ashkelon, Israel selatan, dan pantulan peluru dari dinding itu melukai sejumlah rekannya.
Menurut media Israel, Channel 12, aksi itu dilakukan setelah sang tentara terbangun dari mimpi buruk.
Insiden penembakan ini pun diserahkan ke Kementerian Pertahanan Israel guna dilakukan penyelidikan. Namun, kasus ini tak dilanjutkan lantaran kondisi psikologis prajurit tersebut.
Sebelumnya surat kabar Israel, Haaretz, pada awal Desember melaporkan bahwa 18 persen tentara yang turut bergabung dalam pasukan agresi di Gaza menderita masalah kesehatan mental dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Laporan itu mengutip angka-angka yang diberikan dalam sidang Komisi Perang Kesehatan oleh Kepala Departemen rehabilitasi Kementerian Pertahanan Israel, Lumor Luria.
Sejak pecah imbas serangan Hamas ke sejumlah kota di Israel pada 7 Oktober lalu, perang antara tentara Zionis dan kelompok pejuang kemerdekaan Palestina itu telah menewaskan banyak tentara Israel.
Namun, pemerintahan PM Benjamin Netanyahu bungkam dengan jumlah korban dari pihak prajuritnya. Sementara itu, banyak laporan yang menyebut tentara Israel menderita masalah psikis setelah berperang di Gaza.
Pada Agustus, tentara Israel Bar Khalaf dikabarkan membakar dirinya sendiri di tengah perselisihan dengan Kemenhan Israel mengenai status disabilitasnya. Khalaf bertugas dalam serangan Israel pada 2014 silam di Gaza. Ia mengeklaim menderita PTSD akibat pengalaman perangnya itu.
Sumber: inilah