Wakil Sekretaris Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), Muh Ma’rufin Sudibyo menjelaskan, di tahun 2024 nanti akan ada tiga gerhana.
Rinciannya adalah dua gerhana matahari dan satu gerhana bulan. Ketiga gerhana tersebut tidak ada yang bisa diamati dari Indonesia.
“Secara resmi dalam publikasi 2024 Lembaga Falakiyah PBNU menyampaikan bahwa tidak ada gerhana, baik itu bulan maupun matahari, yang bisa dilihat dari Indonesia sepanjang tahun 2024. Jadi tidak ada dasar bagi penyelenggaraan salat gerhana di Indonesia pada tahun 2024 mendatang,” jelas Ma’rufin, Jumat (29/12/2023) dikutip dari NU Online.
Dijelaskan Ma’rufin, gerhana matahari pertama adalah Gerhana Matahari Total Malam pada Selasa Legi 29 Ramadhan 1445 H (8-9 April 2024 M).
“Ini tidak terlihat di Indonesia, hanya terlihat di benua Amerika bagian utara. Kedua adalah Gerhana Matahari Cincin Malam pada Kamis Pon 29 Rabi’ul Awal 1446 H (2-3 Oktober 2024 M) dan juga tidak terlihat di Indonesia, hanya terlihat di benua Amerika bagian selatan,” ujarnya.
Terakhir adalah Gerhana Bulan Sebagian Rabu Pon 16 Rabi’ul Awal 1446 H atau pada 18 September 2024. “Yang juga tidak terlihat di Indonesia karena hanya terlihat dari benua Amerika, Afrika dan Eropa serta bagian Asia barat,” lanjut Ma’rufin.
Ma’rufin lantas menjelaskan tata aturan pembentukan data dari Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU). Menurutnya, dalam tata aturan pembentukan data Gerhana di LFNU, hanya gerhana yg berpotensi bisa dilihat saja yang disajikan sebagai data mentah.
“Meliputi Gerhana Matahari Total, Gerhana Matahari Sebagian, Gerhana Bulan Total, dan Gerhana Bulan Sebagian. Rujukannya ke landasan salat gerhana, yakni terlihatnya gerhana. Maka gerhana bulan penumbra (samar) tidak masuk ke dalam daftar. Karena tak bisa dilihat secara kasat mata,” tutupnya.
Sumber: herald