GELORA.CO - Calon Presiden RI 2024 Prabowo Subianto calon Presiden RI 2024 diduga memiliki masa lalu yang kontroversi hingga menuai pro kontra di kalangan publik tanah air.
Salah satunya terkait masalah pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Nama Prabowo Subianto juga sering dikaitkan dalam tragedi 1998, pada masa itu juga Presiden RI Soeharto lengser dari jabatannya setelah 32 tahun memimpin dan berkuasa di tanah air.
Pada era lengsernya Presiden RI Soeharto, rupanya Prabowo Subianto pernah dijanjikan posisi jabatan penting dalam pemerintahan di negara Republik Indonesia, yaitu sebagai Panglima Jenderal Bintang Empat.
Orang yang menjanjikan jabatan penting ke Prabowo bukan sosok sembarangan, dia adalah mantan Presiden RI ketiga B. J. Habibie.
Itu semua akan terealisasi apabila Habibie menjabat sebagai Presiden menggantikan Soeharto.
Janji itu terucap karena hubungan Prabowo dan Habibie sangat dekat.
Saking dekatnya, mereka berdua tidak pernah sungkan dalam mengemukakan pendapat.
Namun sayangnya janji diangkat menjadi Panglima Jenderal TNI Bintang Empat seolah seperti sebuah omong kosong belaka.
Dalam sebuah wawancara di majalah Asiaweek edisi Maret tahun 2000, Prabowo mengungkap ke media.
“Beberapa kali dia bilang, ‘Kalau saya menjadi presiden, kamu akan jadi panglima, kamu akan jadi jenderal bintang empat.’” kata Prabowo dalam majalah Asiaweek, seperti dikutip Hops.ID dari acara Kick Andy dokumentasi 2008, diunggah ulang akun YouTube Deni Utama
Namun ketika Prabowo coba mengkonfirmasi kembali ke Habibie terkait janjinya lewat sebuah obrolan, respon mantan Presiden RI ketiga itu sedikit berbeda dari sebelumnya.
“Dia mengatakan, ‘kalau nama anda muncul, saya akan setujui.’ ada perbedaan besar disini,” ungkap Prabowo dalam majalah Asiaweek.
Andy F Noya selaku pembawa acara, langsung saja menanyakan ke Prabowo terkait janji Habibie tersebut.
Prabowo mengaku, Habibie sering mengucapkan kalimat tersebut.
“Sering beliau bicara seperti itu. Tapi saya anggap itu masalah biasa dalam hubungan antara dua individu. Yang satu lebih senior, yang satu lebih menghormati, saling mengagumi,” jelas Prabowo.
Sementara itu setelah B. J. Habibie resmi menjabat sebagai Presiden RI ketiga menggantikan posisi Soeharto, justru malah bukan Prabowo yang diangkat menjadi Panglima Jendral TNI melainkan Wiranto.
Atas keputusan tersebut Prabowo Subianto mengaku sama sekali tidak kecewa.
Sebab di dalam budaya militer, semua anggota wajib mematuhi kebijakan dari atasan, dan pada saat itu pula ia menegaskan kepada media bahwa TNI tetap solid dalam satu kubu.***
Sumber: hops.