Channel 13 Israel melaporkan Brigade Golani meninggalkan Jalur Gaza untuk mengatur kembali barisan mereka pada Kamis (21/12/2023).
Menurut pakar militer, Fayez Duwairi, reorganisasi barisan ini dimaksudkan untuk membangun kembali kesiapan tempur Brigade Golani, baik dalam mekanisme, alat tempur, maupun tentaranya.
Penarikan Brigade Golani itu hanya satu hari setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim mereka mencapai kontrol operasional di lingkungan Shujaiya di Gaza.
Channel 13 Israel dan media berita Israel lainnya menayangkan perayaan tentara Israel yang baru saja menarik diri dari Gaza, bergembira karena mereka telah lolos dari pertempuran.
Sementara ribuan rekan mereka masih berperang dalam perang yang tidak dapat dimenangkan.
Pakar Militer: Itu Tanda Kemunduran Israel dalam Perang
Pakar militer, Mayjen Fayez Duwairi, mengatakan kepada Al-Jazeera, bahwa Brigade Golani termasuk pasukan paling khusus militer Israel.
Brigade Golani terdiri dari delapan batalyon yaitu empat batalyon tank, dua batalyon infanteri, satu batalyon penerjun payung dan satu batalyon artileri.
Menurut pakar militer tersebut, keputusan Israel untuk menarik Brigade Golani keluar dari Gaza kemungkinan akan semakin memperburuk moral tentara Israel, yang belum mencapai tujuan yang dinyatakan oleh dewan perang pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
"Menurut aturan militer, mengeluarkan unit militer dari pertempuran berarti unit tersebut kehilangan 40 persen kemampuan tempur dan alat tempurnya," menurut Fayez Duwairi, Kamis (21/12/2023).
Penarikan Brigade Golani, menurutnya, adalah indikasi sifat pertempuran dan efektivitas Brigade Al-Qassam dalam mengelola pertempuran, 53 hari setelah dimulainya pertempuran darat.
"Brigade Golani adalah ujung tombak agresi Israel di Jalur Gaza. Mereka mengalami guncangan besar dalam pertempuran tersebut. Ini menunjukkan intensitas pertempuran dan besarnya kerugian," lanjutnya.
Fayez Duwairi menegaskan, penarikan Brigade Golani membuktikan kebenaran dari ucapan juru bicara militer Hamas, Abu Ubaida tentang penghancuran sejumlah besar kendaraan IDF.
Beberapa jam sebelum pengumuman IDF, juru bicara militer Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, mengumumkan Hamas berhasil menimbulkan kerugian besar pada tentara Israel di Gaza dalam beberapa hari terakhir.
Ia juga mengatakan Hamas telah menghancurkan seluruh atau sebagian 720 kendaraan militer Israel, dan semangat mereka lebih tinggi dari sebelumnya.
Hamas Palestina vs Israel
Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Sementara itu pembalasan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Kamis (21/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Al Jazeera.
Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.
Sumber: tribunnews