GELORA.CO - Kabar duka datang dari Letjen Purn Doni Monardo pada Minggu (3/12/2023), sekitar pukul 17.35 WIB. Doni Monardo meninggal dalam usia 60 tahun akibat strok.
Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, Doni Monardo sejak beberapa waktu lalu tengah mendapatkan perawatan secara intensif di rumah sakit. Lalu apa itu strok? Penyakit yang membuat mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu meninggal dunia.
Dihimpun dari berbagai sumber, strok adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika aliran darah ke bagian otak terganggu atau terhenti. Akibatnya, dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak. Hal ini bisa disebabkan oleh sumbatan pada pembuluh darah otak (strok iskemik), atau pendarahan di dalam otak (strok hemoragik).
Sedangkan gejalanya, bisa meliputi kesulitan berbicara, kelemahan pada satu sisi tubuh, atau kehilangan penglihatan.
Apakah Strok Mengakibatkan Kematian?
Strok dapat mengakibatkan kematian, dan kondisi ini termasuk salah satu penyebab utama kematian di banyak negara.
Tingkat kematian akibat strok tergantung pada seberapa cepat seseorang mendapatkan perawatan medis setelah strok terjadi, dan seberapa parah kerusakan otak yang terjadi akibat penyakit ini.
Angka kematian akibat strok bervariasi di seluruh dunia. Namun, secara global, strok adalah penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahunnya ada jutaan kematian yang disebabkan oleh strok di seluruh dunia.
Lebih lanjut, strok bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Pembuluh darah tersumbat (Strok Iskemik): Terjadi ketika pembuluh darah otak tersumbat, bisa oleh bekuan darah atau penumpukan plak di dalam pembuluh darah otak.
2. Pendarahan otak (Strok Hemoragik): Terjadi ketika pembuluh darah pecah di otak, yang bisa disebabkan oleh tekanan darah tinggi, trauma, atau pelebaran pembuluh darah (aneurisma).
3. Faktor gaya hidup: Kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol yang berlebihan, diet tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko strok.
4. Penyakit dan kondisi medis: Seperti penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, serta gangguan pembekuan darah, dapat meningkatkan risiko terjadinya strok.
5. Faktor genetik dan umur: Keluarga yang memiliki riwayat strok, serta faktor usia yang lebih tua juga bisa menjadi faktor risiko terserang penyakit ini.
Untuk itu, tindakan cepat untuk mendapatkan perawatan medis setelah munculnya gejala strok sangat penting untuk meminimalkan risiko kerusakan otak yang berat atau kematian.
Sumber: realita