Ia menegaskan bahwa memerangi kelompok pejuang Palestina Hamas tidak berarti “meratakan Gaza,” merujuk pada tanggapan brutal Israel terhadap serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Hamas pada 7 Oktober.
“Kita tidak bisa membiarkan gagasan bahwa perang yang efisien melawan terorisme berarti meratakan Gaza atau menyerang penduduk sipil tanpa pandang bulu,” kata Macron kepada stasiun televisi France 5.
“Saya meminta Israel untuk menghentikan tanggapan ini karena tidak pantas, karena semua nyawa bernilai sama dan kami membela mereka.”
Meskipun mengakui “hak Israel untuk membela diri dan melawan teror,” Macron mengatakan Prancis menyerukan perlindungan warga sipil dan “gencatan senjata yang mengarah pada gencatan senjata kemanusiaan.”
Perang Gaza paling berdarah yang pernah terjadi dimulai ketika Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.140 orang, separuhnya warga sipil, dan menculik sekitar 250 orang, menurut penghitungan Israel.
Sebagai tanggapan, Israel memulai pengeboman tanpa henti bersamaan dengan invasi darat. Hamas mengatakan pada Rabu bahwa lebih dari 20.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Sumber: tempo