Israel Hendak Banjiri Terowongan Hamas di Jalur Gaza dengan Air Laut

Israel Hendak Banjiri Terowongan Hamas di Jalur Gaza dengan Air Laut

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Militer Israel telah membangun sistem pompa besar guna membanjiri terowongan-terowongan bawah tanah di Jalur Gaza yang disebut telah dimanfaatkan Hamas dan sekutunya sebagai 'pusat komando'. 

Saat pertempuran 7 Oktober pecah, berbagai laporan media menyebut Hamas telah menyembunyikan para sandera di berbagai terowongan bawah tanah Jalur Gaza — meski salah seorang tawanan asal Thailand menyebut, selama beberapa pekan dia ditahan di sebuah rumah. 

Mengutip pejabat Amerika Serikat, informasi tersebut disampaikan Wall Street Journal dalam laporannya pada Senin (4/12). Namun, tidak disebutkan apakah Israel akan mempertimbangkan memakai pompa ini sebelum seluruh sandera dibebaskan. 

"Sekitar pertengahan November, tentara Israel menyelesaikan pemasangan sedikitnya lima pompa sekitar satu mil sebelah utara kamp pengungsi Al-Shati yang dapat memindahkan ribuan meter kubik air per jam, membanjiri terowongan-terowongan tersebut dalam beberapa minggu," bunyi laporan Wall Street Journal. 

Hingga berita ini dirilis, Reuters belum dapat memverifikasi laporan yang dipublikasikan Wall Street Journal. Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) pun belum berkomentar mengenai laporan ini. 

Ketika ditanya mengenai laporan itu, seorang pejabat AS mengatakan bahwa 'masuk akal' bagi Israel jika ingin melumpuhkan terowongan-terowongan di Jalur Gaza dengan berbagai cara — demi menumpas Hamas. 

Wall Street Journal menambahkan, pejabat Israeli Defense Forces (IDF) enggan pula berkomentar rinci soal laporannya. Tetapi, dia membenarkan bahwa IDF akan mengupayakan segala cara di seluruh aspek untuk menghancurkan Hamas.

"IDF beroperasi untuk membongkar kemampuan teror Hamas dengan berbagai cara, menggunakan alat militer dan teknologi yang berbeda," kata pejabat IDF, seperti dikutip Wall Street Journal. 

Media berbasis di New York itu menambahkan, Israel pertama kali memberi tahu AS tentang rencana membanjiri terowongan Hamas ini pada pekan lalu. Para pejabat AS pun tidak mengetahui sejauh mana pemerintah Israel merampungkan rencana tersebut. 

"Israel belum membuat keputusan akhir untuk melanjutkan atau mengesampingkannya," kata pejabat AS.

Sebelumnya, saat pertukaran tawanan berlangsung di tengah gencatan senjata selama hampir seminggu, kerabat dari salah satu warga negara Thailand yang ditawan Hamas mengaku kakaknya itu diperlakukan dengan baik oleh para pejuang Palestina. 

"Saya sempat video call dengan kakak saya dan wajahnya tampak bahagia. Dia mengatakan bahwa dia tidak disiksa, atau diserang, dan telah diberi makanan yang baik. Dia diperlakukan dengan sangat baik," ujarnya, seperti dikutip dari AFP, pada Minggu (26/11). 

Pengakuan itu seolah membantah tuduhan bahwa Hamas selama ini menyembunyikan para sanderanya di terowongan-terowongan sempit bawah tanah dan disiksa. "Dia seperti tinggal di sebuah rumah, bukan terowongan," sambung dia. 

Sumber: kumparan
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita