Inilah Arti Nepo Baby, Julukan yang Diberikan Media Asing kepada Gibran

Inilah Arti Nepo Baby, Julukan yang Diberikan Media Asing kepada Gibran

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Penampilan calon wakil presiden atau cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, dalam debat kedua capres-cawapres pada Jumat pekan lalu, 22 Oktober 2023, menarik perhatian media luar.

Kemampuan berdebat putra sulung Presiden Joko Widodo itu disebut menepis julukan Nepo Baby yang ditudingkan kepadanya. “Putra pemimpin Indonesia menepis sebutan Nepo Baby dalam acara debat yang meriah,” tulis Al Jazeera sebagai judul berita yang ditayangkan pada Sabtu, 23 Desember 2023.

Apa itu Nepo Baby?

Sejak diumumkan sebagai cawapres pendamping Prabowo Subianto, Gibran menghadapi badai kontroversi. Termasuk tuduhan julukan Nepo Baby karena sebagai penerus politik dinasti Jokowi. Gibran juga dianggap tak sebanding dengan dua cawapres lainnya, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dan Mahfud Md.

“Tanpa pengalaman politik selain dua tahun menjabat sebagai Wali Kota Solo di Jawa Tengah, Gibran dituduh mengikuti jejak ayahnya – Jokowi juga menjabat sebagai Wali Kota Solo – dan tidak memiliki bonafide dibandingkan kandidat pesaingnya,” tulis Al Jazeera.

Arti Nepo Baby

Nepo Baby merupakan istilah Bahasa Inggris. Dikutip dari The Independent, nepo adalah kependekan dari nepotism, yang didefinisikan oleh Kamus Bahasa Inggris Collins sebagai ‘penggunaan kekuasaan yang tidak adil untuk mendapatkan pekerjaan atau keuntungan lain bagi keluarga atau teman’.

Dengan demikian, Nepo Baby dapat diartikan sebagai istilah yang merujuk pada anak-anak yang sukses dalam karier serupa dengan dan karena koneksi orang tuanya. Julukan ini biasanya dialamatkan kepada anak-anak selebritas. Misalnya, tak jarang ditemui dalam industri hiburan anak seorang artis ikut populer karena orang tuanya.

Istilah Nepo Baby terbilang baru memasuki leksikon atau perbendaharaan kata. Dilansir dari Yourdictionary.com, Jakob Eiseman dalam artikelnya menyebut kata “nepotism baby” pertama kali dipopulerkan pada 2010-an. Istilah ini dimunculkan oleh aktris Bollywood Kangana Ranaut. Dia menggunakan kata “nepotism” untuk mengkritik Karan Johar, produser film terkemuka India.

Setelah digunakan selama satu dekade, istilah ini kemudian disingkat jadi Nepo Baby. Menurut Nate Jones dari Vulture, sebagaimana dinukil Jakob, salah satu contoh paling awal dari nepotism baby yang disingkat menjadi ‘Nepo Baby’ muncul dalam postingan pada 2020 di blog Pop Culture Died. Artikel itu menggambarkan Olivia Jade sebagai ikon Bling Ring Alexis Haines.

Menurut Jacob, dua artikel viral yang dirilis pada 19 Desember 2022 meroketkan penggunaan istilah Nepo Baby di arus utama. Dua artikel itu adalah “Bagaimana bayi Nepo lahir” oleh Nate Jones di Vulture dan “Cerita sampul majalah New York yang sangat menganalisis boom Nepo-bayi Hollywood” oleh Priyanka Mantha.

“Meskipun nepotisme bayi telah digunakan selama beberapa dekade, dan tren ejekan bayi nepo di TikTok sedang meningkat, artikel-artikel inilah yang menyebabkan penggunaan istilah itu menjadi viral,” tulis Jakob dalam unggahan pada 12 April 2023 tersebut.

Penampilan Gibran di debat cawapres disebut menepis anggapan Nepo Baby

Jokowi disebut melakukan politik dinasti alias nepotisme setelah eks Ketua Mahkamah Konstitusi atau MK Anwar Usman, yang juga ipar Jokowi atau paman Gibran, memutuskan kepala daerah boleh maju di Pilpres. Gibran lalu diusung Koalisi Indonesia Maju sebagai cawapres.

Al Jazeera melaporkan penampilan Gibran dalam debat cawapres berhasil menepis anggapan Nepo Baby itu. “Menepis tuduhan kurangnya pengalaman dan nepotisme, Gibran, putra Presiden Indonesia saat ini, Joko “Jokowi’ Widodo, yang berusia 36 tahun, mendominasi panggung meskipun berhadapan dengan kandidat yang lebih berpengalaman,” tulis Al Jazeera.

Menurut para pengamat, kinerja Gibran di debat cawapres jauh melebihi harapan. Alexander Arifianto, seorang peneliti di Sekolah Studi Internasional S Rajaratnam di Singapura (RSIS), mengatakan bahwa orang-orang yang meragukan putra Jokowi itu sepenuhnya salah.

Argumentasi Gibran, kata Alexander, menunjukkan dia sangat memahami masalah ekonomi, jauh lebih baik dari kedua lawannya. “Kesan saya secara keseluruhan adalah bahwa setiap orang yang ragu-ragu yang menganggap Gibran adalah orang ringan yang tidak tahu apa-apa telah terbukti sepenuhnya salah,” kata Alexander kepada Al Jazeera.

Sumber: tempo.
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita