Erupsi Gunung Marapi Disertai Hujan Batu dan Abu, 47 Pendaki Terjebak di Kawah, 19 Berhasil Dievakuasi

Erupsi Gunung Marapi Disertai Hujan Batu dan Abu, 47 Pendaki Terjebak di Kawah, 19 Berhasil Dievakuasi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Meletusnya Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) berdampak pada nasib para pendaki yang sedang berada di puncak gunung. Dilansir Padang Ekspres (Jawa Pos Group), dilaporkan 47 orang pendaki terjebak saat erupsi yang terjadi pada Minggu (3/12) siang pukul 14.54 WIB.

Untuk diketahui, Gunung Marapi berlokasi di dua kabupaten, yakni Agam dan Tanah Datar. Saat erupsi itu Gunung Marapi memuntahkan material vulkanik hingga setinggi 3.000 meter dari puncak kawah yang disertai suara gemuruh.

Dari hasil rekaman seismogram Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, erupsi Gunung Marapi terekam dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi 4 menit 41 detik.


Erupsi Gunung Marapi mengakibatkan hujan abu dan hujan batu di Kecamatan Canduang, Sungai Pua, Ampek Angkek dan Malalak. Sedangkan daerah terdampak hujan abu vulkanik, di beberapa kecamatan, termasuk Canduang, Sungai Pua, Ampek Angkek, Malalak, Banuhampu, Tilatang Kamang, Baso, Tanjung Raya, Lubuk Basung, IV Koto, Matur, Tanjung Mutiara, Palembayan, dan Kamang Magek.

Tim BPBD Kabupaten Agam bersama PMI segera membagikan masker kepada masyarakat. Masyarakat juga diimbau tidak keluar rumah dulu mengingat intensitas hujan abu vulkanik yang tinggi dan dapat berdampak pada kesehatan.

“Masyarakat sudah dibagi masker dan diingatkan agar tetap di dalam rumah,” kata Kepala Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Agam Ade Setiawan sebagaimana dilansir Padang Ekspres (Padek), Minggu (3/12).


Pusdalops BPBD Agam menyatakan, saat erupsi terjadi terdapat 47 pendaki di puncak gunung. Hingga pukul 19.40 WIB, 19 orang sudah berhasil dievakuasi dengan selamat. 28 orang belum turun.

Pihak Pusdalops berkoordinasi intensif dengan Pos Pengamatan Gunung Api Marapi, TWA Gunung Api Marapi serta kolaborasi dengan pihak nagari dan kecamatan. “Proses assessment dan pendataan terus dilakukan. Rapat terkait erupsi Gunung Api Marapi dilakukan untuk merumuskan langkah-langkah lanjutan,” katanya.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang mengutip keterangan dari PVMBG terungkap bahwa gejala peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Marapi yang dapat terjadi erupsi bersifat eksplosif ini sudah berlangsung sejak Januari 2023. Maka, status tetap di level II (Waspada) karena sewaktu-waktu dapat erupsi seperti yang terjadi hari ini.



Di sisi lain, secara instrumental ada peningkatan sedikit dan itupun hanya alat yg di puncak yang merekam. Artinya sumber tekanan relatif dekat puncak atau di bawah kawah.

Sebelumnya, berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh hingga 16 November 2023, tingkat aktivitas Gunung Api Marapi masih tetap pada Level Il (Waspada) dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini. Yakni, masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan pada radius 3 km dari kawah/puncak.

Masyarakat yang ada di sekitar Gunung Marapi diharapkan tenang tidak terpancing isu- isu tentang letusan G. Marapi. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak abu vulkanik bagi kesehatan. Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.

Sumber: jawapos
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita