GELORA.CO - Presiden Joko Widodo enggan memberikan tanggapan ketika ditanya perihal urgensi kenaikan anggaran pertahanan yang bersumber dari pinjaman luar negeri.
Jokowi meminta hal tersebut langsung ditanyakan kepada Menteri pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
"Tanyakan ke Menhan," ujar Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (4/12/2023).
Sebelumnya, pemerintah menyatakan menaikkan anggaran sektor pertahanan sekitar 5 miliar dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 77,3 triliun. Dana kenaikan itu bersumber dari pinjaman luar negeri.
Semula, anggaran pertahanan untuk periode 2020-2024 sebesar 20,75 miliar dollar Amerika Serikat.
Dengan perubahan ini, sektor pertahanan kini mendapat alokasi anggaran mencapai 25 miliar dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 386 triliun dengan kurs Rp 15.589.
Adapun kesepakatan penambahan anggaran pertahanan diambil saat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/11/2023).
Sementara itu, Menhan Prabowo Subianto menjelaskan urgensi kenaikan anggaran pertahanan yang bersumber dari pinjaman luar negeri.
Menurut Prabowo, banyak prioritas pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang diperlukan.
"Banyak prioritas kita perlu. Kita perlu pesawat angkut, kita perlu apa itu refueling di udara, kita belum punya. Negara tetangga kita sudah punya ya," ujar Prabowo di Lanud Atang Sendjaja, Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/12/2023).
Meski demikian, kata Prabowo bukan berarti Indonesia terus mengandalkan harapan dari diplomasi maupun ramalan masa depan bahwa kondisi akan terus damai.
Dia menilai, dalam dunia pertahanan yang paling penting adalah kesiapan.
Sumber: kompas