GELORA.CO - Jurnalis senior Hersubeno Arief merasa cawapres nomor urut tiga dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Mahfud MD tidak akan tega dengan cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka dari Koalisi Indonesia Maju dalam debat cawapres untuk Pilpres 2024.
Hersu menyampaikannya terkait tim pasangan calon (paslon) Prabowo Subianto dan Gibran yang menginginkan tidak ada format debat, tapi pemaparan dan pendalaman dokumen visi-misi saja.
"Harusnya Gibran tahulah ya kalau akan terjadi debat antara Pak Mahfud dengan Cak Imin, Pak Mahfud begitu melihat wajah Gibran pun dia pasti juga enggak akan tega," ucapnya dikutip populis.id dari YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (5/12).
Lebih lanjut, menurutnya meskipun dalam survei Indo Barometer Gibran lebih unggul dari cawapres lain dalam segi intelektualitas, namun publik tahu kemampuan Mahfud MD.
"Dan buat Pak Mahfud kan enggak perlu pengakuan lagi dia menang debat terhadap Gibran, orang tahu kok walaupun ada survei Indo Barometer menyebutkan intelektualitas Gibran lebih tinggi dari Pak Mahfud, ya semua publik akan mengakui Pak Mahfud gitu ya," ujarnya.
Selain itu, Mahfud MD kini juga masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia (Menko Polhukam) dalam kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Yang kedua Pak Mahfud kan bagaimanapun juga masih pembantunya bapaknya enggak mungkinlah dia akan mempermalukan Gibran, harusnya Gibran pede saja gitu," tandas Hersu.
Sementara itu, Peneliti Indo Barometer, Christopher Nugroho menyebutkan, aspek intelektual menjadi daya tarik paling dominan bagi pemilih untuk memilih. Hasilnya, Gibran unggul dengan dukungan 37,6 persen.
“Kami menemukan bahwa poin terkait dengan pintar atau intelektual dalam memilih calon wakil presiden mendominasi yaitu 16,6 persen,” kata Nugroho, di Jakarta, Sabtu (11/11/2023) dikutip dari Akurat.
Gibran unggul dalam kategori cawapres dengan intelektual tinggi mengalahkan Mahfud MD (23,3 persen) dan Muhaimin Iskandar (18 persen). Pemilih diyakini lebih mengedepankan penilaian dalam aspek intelektualitas pada Pilpres 2024 mendatang.
Sumber: populis