GELORA.CO - SKK Migas dan perusahaan energi asal Uni Emirat Arabe, Mubadala Energy, mengumumkan penemuan gas raksasa sebesar 6 triliun kaki kubik (TCF) di Kontrak Kerja Sama (KKS) South Andaman, sekitar 100 kilometer lepas pantai Sumatera bagian utara, Indonesia.
Temuan tersebut berasal dari sumur Eksplorasi Layaran-1, merupakan sumur dalam pertama yang dioperasikan Mubadala, yang dibor hingga kedalaman 4.208 meter pada kedalaman air laut 1.207 meter. Penemuan tersebut sekaligus menjadi yang terbesar ketiga di dunia.
Di sumur tersebut ditemukan kolom gas (gas column) yang luas dengan ketebalan lebih dari 230 meter di Oligocene sandstone reservoir. Setelah akuisisi data lengkap termasuk wireline, coring, sampling dan production test (DST), sumur itu sukses mengalirkan kualitas gas yang sangat baik dengan kapasitas 30 juta MMSCFD.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyampaikan apresiasi atas penemuan gas besar di South Andaman yang dioperasikan oleh Mubadala Energy sebagai operator KKS South Andaman dengan sistem Gross Split.
“Saya menyampaikan terima kasih atas kerja keras dan dedikasi yang kuat yang ditunjukkan oleh Mubadala Energy dalam melakukan pengeboran di laut dalam. Serta saya sampaikan selamat atas keberhasilan Mubadala Energy yang telah berhasil menemukan cadangan gas dalam jumlah besar," katanya melalui keterangan resmi, dikutip Sabtu (23/12).
Berdasarkan laporan dari Mubadala Energy (South Andaman) RSC Ltd yang menyatakan, temuan sumur Layaran-1 memiliki potensi mencapai 6 TCF gas-in-place tersebut masuk ke dalam 3 besar dunia.
Selain itu, penemuan ini juga bisa melebihi dari penemuan sumur Geng North-1 milik Eni di Cekungan Kutai dengan perkiraan awal total struktur yang ditemukan bervolume 5 TCF.
Dwi menyampaikan penemuan besar di South Andaman menjadi kado yang indah menjelang tutup tahun 2023, yakni mencetak sejarah baru bagi SKK Migas dengan dua penemuan besar di tahun ini.
“Industri hulu migas akan mencatatkan sejarah baru, pertama kalinya Indonesia mendapatkan 2 kali penemuan besar dunia (giant discovery) dalam tahun yang sama di 2023," imbuhnya.
Dwi menyampaikan, penemuan gas besar di South Andaman akan meningkatkan daya saing industri hulu migas Indonesia dan mendorong peningkatan investasi hulu migas di masa mendatang.
“Kami optimis, perusahaan migas global, International Oil Company (IOC) akan kembali menempatkan Indonesia sebagai portofolio investasinya. Giant discovery secara beruntun mudah-mudahan menjadi game changer industri hulu migas nasional," pungkas Dwi.
CEO Mubadala Energy, Mansoor Mohammed Al Hamed, menambahkan perusahaan memiliki strategi memperluas portofolio gas untuk mendukung transisi energi.
"Pengembangan ini menawarkan peluang komersial yang signifikan dan menambah momentum pada pertumbuhan strategis kami. Hal ini bukan hanya merupakan perkembangan signifikan bagi Mubadala Energy namun juga merupakan tonggak sejarah besar bagi ketahanan energi Indonesia," katanya.
Dia menambahkan, penemuan baru yang terkonfirmasi ini merupakan keberhasilan kedua berturut-turut bagi Mubadala Energy di wilayah Andaman, setelah kesuksesan Timpan-1 di KKS Andaman II.
"Penemuan-penemuan ini menambah volume kontingen material dan memberikan landasan bagi pertumbuhan berkelanjutan Mubadala Energy di wilayah tersebut," pungkasnya.
Sumber: kumparan.