GELORA.CO - BEM UGM menjadi trending topik di media sosial Twitter (X) setelah sang ketua, mengeluarkan statemen tentang Presiden Jokowi dan dinasti politiknya.
Dalam vidio yang berdurasi sekitar 2 menit 52 detik, sang Ketua BEM, Gielbran Muhammad mengatakan Presiden Jokowi adalah seorang yang culas dan licik.
Selain itu, Gielbran juga membahas terkait dengan dinasti politik Jokowi dan menyebut Gibran sebagai anak haram konstitusi.
Menurut Gielbran, untuk mengetahui cara berfikir seseorang harus tahu pula background orang tersebut.
“sangat menarik ketika kita membahas dinasti politik, terutama dalam konteks Jokowi ya. Kalo kita ingin membedah pola pikir seseorang, kita harus tau begroundnya seperti apa,” ucap Gielbran Muhammad selaku Ketua BEM UGM.
“Jokowi adalah seorang Jawa tulen, beberapa hari yang lalu diriku sempat menamatkan buku, menamatkan essay, yang ditulis oleh BEM Anderson. Beliau membahas tentang falsafah kekuasaan Jawa,” ungkap Gielbran
Menurut Gielbran, mengingat Jokowi adalah seorang Jawa tulen, dan ternyata dalam falsafah kepemimpinan Jawa, nomor satu itu adalah kekuasaan yang kedua adalah etik.
Sehingga hal yang bisa dipahami dalam konteks politik Jawa, ketika Jokowi lebih mementingkan kekuasaan dari pada etik.
Menurutnya juga isu tiga periode yang berhembus pada awal 2023 merupakan isu yang langsung keluar dari istana sebagai ajang tes ombak.
Dengan tersebarnya isu tiga periode dari Istana, kemudian Gielbran menganggap momen ini adalah dimana kepribadian Jokowi mulai terlihat.
“Mulailah tabiat Jokowi sang raja Jawa ini muncul, saya malah menyebutnya machia Feli Jawa, liciknya tuh culas betul dia,” ujar Gielbran.
“Bayangin, dia gagal tiga periode, tiga periode itubisi yang digunakan untuk tes ombak, apakah masyarakat itu menerima atau ngga,” tambahnya.
Gielbran menyatakan Jokowi orang yang sangat culas dan dia juga merasa jijik meskipun satu almamater dengan pak presiden itu.
“Saya melihat bahwa dia ini orang yang sangat culas dan meskipun satu alumni sama saya, saya benar-benar apa tadi kata jijik lah,” ungkap Gielbran.
Karena menurut Gielbran, Jokowi dengan senang hati mengutak-atik tanpa otak konstitusi Indonesia.
Gielbran juga menambahkan, akan jadi presiden yang sangat hina dan akan menjadi sebuah sejarah yang sangat hina.
Ketika capres dan cawapres yang satu produk gagal reformasi yang satu anak haram konstitusi membimbing sebuah negara besar tapi dipimpin oleh orang yang otaknya kecil.***
Sumber: harianterbit.