GELORA.CO - Ketika dunia mengecam serangan brutal Israel ke Jalur Gaza dan meminta untuk gencatan senjata, akhirnya Tel Aviv menghentikan serangannya.
Juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Jonathan Conricus mengatakan pihaknya menghentikan serangan di Gaza utara selama beberapa jam dalam dua hari berturut-turut.
Conricus menyebut tindakan ini bertujuan untuk menciptakan jalur yang aman bagi warga sipil untuk pindah ke selatan.
"Kemarin dan hari ini, selama berjam-jam dengan pemberitahuan dan peringatan sebelumnya, kami memfasilitasi, kami menghentikan penembakan di wilayah tertentu di Gaza utara, yang merupakan wilayah pertempuran utama," kata Conricus, Minggu (5/11/2023), dikutip dari Al Arabiya.
"Kami meminta warga Palestina untuk bergerak ke selatan," lanjutnya.
Conricus mengatakan ada akses terhadap air dan barang-barang kemanusiaan di selatan Gaza, namun Hamas menghalangi konvoi dengan menembaki mereka.
Namun, pernyataan dari Conricus masih belum bisa diverifikasi keterangannya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken melakukan kunjungannya ke beberapa negara-negara Timur Tengah, dan bahkan ke Tepi Barat Palestina.
Blinken melakukan kunjungan mendadak ke Tepi Barat untuk bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, yang bergabung dengan seruan internasional untuk segera melakukan gencatan senjata.
Namun setelah Blinken mengulangi kekhawatiran AS bahwa gencatan senjata dapat membantu Hamas, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengesampingkan hal tersebut kecuali sandera yang ditahan oleh Hamas dibebaskan.
"Tidak akan ada gencatan senjata tanpa kembalinya para sandera. Hal ini harus dihilangkan sepenuhnya dari leksikon," kata Netanyahu, dikutip dari Reuters.
Kantor berita Palestina WAFA melaporkan "pemboman yang belum pernah terjadi sebelumnya" dari Israel pada hari Minggu.
Pesawat-pesawat tempur Israel menyerang dua kamp pengungsi, menewaskan sedikitnya 53 orang dan melukai puluhan lainnya di Gaza tengah.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah pada hari Minggu (5/11/2023).
Dikutip dari CNN, Abbas dan Blinken bertemu dua kali di Yordania selama perjalanan Blinken ke wilayah tersebut bulan lalu setelah serangan itu.
Menurut seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri, Blinken menganggap penting untuk memberikan informasi terbaru kepada Abbas "tentang banyak pekerjaan yang telah dilakukan dalam beberapa pertemuan dengan pemerintah Israel".
Pejabat tersebut mengatakan, Blinken telah memberitahu Abbas terkait bagaimana AS telah menekan Israel untuk meminimalkan kerugian sipil.
Selain itu, Blinken juga berupaya untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan memulihkan layanan penting.
Blinken menyarankan Otoritas Palestina dapat memainkan peran dalam masa depan Gaza jika Hamas dilenyapkan.
Namun, topik pemerintahan masa depan Gaza "bukanlah fokus pembicaraan" antara Blinken dan Abbas pada hari Minggu, kata pejabat itu.
Pertemuan ini, yang digambarkan oleh pejabat tersebut sebagai "produktif dan konstruktif", malah berfokus pada situasi Gaza saat ini dan situasi di Tepi Barat.
Abbas memiliki "posisi yang serupa" dengan para menteri luar negeri Mesir dan Yordania mengenai perlunya gencatan senjata di Gaza.
Sebaliknya, AS menyerukan "jeda kemanusiaan" untuk memungkinkan peningkatan bantuan mengalir ke wilayah tersebut dan warga sipil dapat meninggalkan wilayah yang dilanda perang tersebut.
Duta besar Palestina untuk Inggris, Husam Zomlot menggambarkan pertemuan Blinken dengan Abbas sebagai pertemuan yang menegangkan.
Zomlot kepada CBS News mengatakan, Abbas telah menuntut gencatan senjata segera atas serangan kejam dan mematikan yang dilakukan Israel terhadap warga sipil.
"Kita perlu melihat AS memainkan peran sebagai mediator yang jujur, bukan mengadopsi narasi Israel," kata Zomlot.
"Kami membutuhkan orang dewasa untuk hadir dan itu adalah AS – sayangnya, kami belum mendengarnya dan belum membuat pernyataan bersama," lanjutnya.
Menurut pembacaan Departemen Luar Negeri AS mengenai pertemuan tersebut, Blinken dan Abbas membahas tentang upaya untuk memulihkan ketenangan dan stabilitas di Tepi Barat.
Termasuk perlunya menghentikan kekerasan ekstremis terhadap warga Palestina dan meminta pertanggungjawaban mereka.
Dalam pertemuan itu, Blinken menegaskan kembali komitmen AS terhadap pengiriman bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa.
Blinken juga menegaskan dimulainya kembali layanan penting di Gaza dan menjelaskan bahwa warga Palestina tidak boleh dipindahkan secara paksa.
Sumber: Tribunnews