GELORA.CO - Dua ormas pendukung Paletina dan pro Israel bentrok di Kota Bitung, Sulawesi Utara, terlibat bentrok Sabtu (25/11/2023).
Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf buka suara terkait dengan tragedi Kota Bitung itu.
Pria yang karib disapa Gus Yahya itu mengingatkan bahwa perang di Palestina bukanlah konflik berbasis agama namun kemanusiaan.
Maka dari itu, Gus Yahya mengajak semua pihak agar memiliki satu pandangan yang sama bahwa yang terjadi di Palestina ialah tragedi kemanusiaan bukan merupakan konflik agama.
Menurut Gus Yahya, konflik tersebut merupakan tragedi kemanusiaan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Hal itu diungkapkan Gus Yahya di sela acara International Summit of Religious Authority (ISORA) di Jakarta Pusat, Senin (27/11/2023) seperti dimuat Facebook Tribunnews.com.
"Yang terjadi di Bitung, kita minta sungguh-sungguh supaya masyarakat ini tidak membawa isu tentang konflik di Palestina ke dalam isu pertentangan agama. Jangan sampai, itu berbahaya sekali. Dan tidak sepatutnya itu dilakukan," kata Gus Yahya.
Karena konflik Palestina bukan konflik agama, maka Gus Yahya mengajak seluruh umat beragama justru harus berkonsolidasi menangani masalah ini.
Oleh karena itu, ia meminta seluruh pemangku kepentingan untuk berkonsentrasi mencari jalan keluar, bukan hanya marah-marah dan bentrok.
Walaupun, setiap orang memiliki kecenderungan emosional atau sentimen kepada pihak-pihak tertentu.
Sebab marah-marah tidak membuat nyawa bisa diselamatkan dari tragedi kemanusiaan tersebut.
"Kalau ikut-ikutan marah, yang ini marah demi ini, yang situ marah demi yang lain, tidak ada jalan keluar. Orang tetap menderita, manusia-manusia tetap mati di sana. Apakah itu orang Palestina maupun yahudi," ujar Gus Yahya.
Gus Yahya meminta warga Bitung, Sulawesi Utara, untuk menghentikan kekerasan yang mengakibatkan bentrok beberapa waktu lalu.
Selain itu, Gus Yahya meminta warga dan kader-kader NU Sulawesi Utara untuk berperan aktif meredakan ketegangan di Bitung.
Caranya dengan merajut dialog di antara kelompok-kelompok yang berbeda, supaya kembali terjalin hubungan yang harmonis.
Gus Yahya mengingatkan bahwa bangsa Indonesia tidak sepatutnya menyakiti diri sendiri untuk bisa mewujudkan perdamaian dunia.
Sumber: wartakota