Tahu Soal Pencopotan Baliho Ganjar-Mahfud di Bali, Presiden Jokowi Buka Suara Singgung Netralitas Pemilu 2024

Tahu Soal Pencopotan Baliho Ganjar-Mahfud di Bali, Presiden Jokowi Buka Suara Singgung Netralitas Pemilu 2024

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  – Presiden Jokowi mengaku sudah menerima informasi terkait pencopotan baliho Ganjar-Mahfud dan partai lain di Bali.

Hal tersebut diketahui Jokowi bersamaan dengan kunjungan kerjanya ke Gianyar, Bali pada Selasa (31/10) kemarin.

Menanggapi hal tersebut, Jokowi turut berkomentar. Menurutnya, pencopotan atribut partai itu berkaitan dengan netralitas para pegawai negara, termasuk ASN, TNI serta Polri, menjelang musim pemilu 2024.

“Ini perlu saya sampaikan bahwa pemerintah daerah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, pemerintah kota, pemerintah pusat semua harus netral. ASN semua harus Netral, TNI semua harus netral, Polri semua harus netral,” kata Jokowi, dilansir dari Antara, Rabu (1/11).

Selain itu, menurutnya, pencopotan baliho tetap harus melakukan koordinasi dengan pihak pemilik baliho tersebut. Dalam arti lain, petugas wajib meminta izin kepada partai yang balihonya akan dicopot.

Alasannya, kata Jokowi, untuk tetap menjaga komunikasi dan menghindari kesalahpahaman antara satu pihak dengan pihak lainnya.



“Oleh sebab itu, pemindahan beberapa atribut partai-partai itu mestinya pemerintah kabupaten/kota, serta provinsi, meminta izin kepada pengurus partai di daerah, berkomunikasi dengan pengurus partai di daerah. Jangan sampai nanti terjadi miskomunikasi dan menjadikan semuanya tidak baik,” jelasnya.

Di samping soal netralitas dan etika pencopotan baliho dalam hal ini, Jokowi mengatakan apabila tujuan pencopotan baliho adalah untuk tata letak dan estetika kota, maka itu menjadi kewenangan pemerintah setempat.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, menjelaskan bahwa yang dilakukan oleh aparat itu sejatinya bukanlah mencopot baliho alat peraga kampanye (APK), melainkan hanya menggesernya untuk keperluan estetika, utamanya saat ada kunker Presiden Jokowi.

“Yang dilakukan adalah menggeser sementara alat sosialisasi berupa baliho agar estetika terjaga dan setelah selesai kegiatan alat sosialisasi baliho tersebut sudah terpasang kembali,” jelas Mahendra.


“Jadi dapat saya tegaskan di sini tidak ada maksud lain, kecuali agar kegiatan dapat berjalan dengan nyaman,” tambahnya.


Sumber: jawapos
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita