GELORA.CO - Sejumlah staf Departemen Luar Negeri dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) menulis sebuah memo tentang perbedaan pandangan yang menuduh Presiden Joe Biden 'menyebarkan informasi salah' tentang perang Israel-Hamas.
Mereka juga mengakui bahwa Israel melakukan 'kejahatan perang' di Gaza, demikian menurut sebuah laporan pada Senin (13/11/2023).
Memo yang ditandatangani 100 staf Departemen Luar Negeri dan USAID itu menyebutkan Biden menyebarkan informasi salah dalam pidatonya pada 10 Oktober lalu mengenai serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, menurut situs media daring Axios.
Memo itu diserahkan ke kantor kebijakan Deplu pada 3 November 2023 dan sangat merekomendasikan agar pemerintah AS 'mengadvokasi pembebasan sandera oleh Hamas dan Israel', dengan alasan 'ribuan' warga Palestina ditahan di Israel, beberapa di antaranya 'tanpa tuduhan', lanjut laporan itu.
Memo tersebut juga mendesak Biden, yang dalam pidatonya mengatakan AS mendukung Israel, agar berbuat lebih banyak untuk mempertanyakan aksi yang dilakukan Israel, menurut laporan tersebut.
Laporan Axios menyusul sejumlah laporan lainnya dalam beberapa pekan belakangan tentang 'pemberontakan' di Deplu mengenai dukungan tanpa syarat AS kepada Israel saat jumlah korban sipil di Gaza terus bertambah.
Disinggung soal laporan tersebut, juru bicara Deplu Matthew Miller mengatakan salah satu kekuatan departemen ini adalah 'perbedaan pandangan', menambahkan mereka 'menyambut baik orang-orang yang membuat pandangan tersebut menjadi diketahui'.
“Menteri telah bertemu dengan sejumlah orang dari semua lapisan di berbagai biro di Deplu untuk mendengar pendapat mereka tentang kebijakan kami, baik yang berkaitan dengan Israel dan konfliknya dengan Hamas dan isu-isu lain, termasuk isu yang sangat kontroversial. Dia juga mendorong masyarakat untuk memberikan masukan," kata Miller.
"Dia meminta orang-orang untuk angkat bicara jika mereka tak setuju," lanjutnya.
Menurut sang jubir, ini bukan berarti pihaknya akan mengubah kebijakan berdasarkan perbedaan pendapat.
"Dia akan mempertimbangkan saran-saran tersebut dan akhirnya akan mengambil keputusan yang menurutnya keputusan terbaik dan menyampaikan sarannya kepada presiden tentang apa yang harus dilakukan," tambahnya.
Ketika serangan Israel di Jalur Gaza memasuki hari ke-38, sedikitnya 11.180 warga Palestina telah terbunuh, termasuk lebih dari 7.700 anak-anak dan perempuan, sementara lebih dari 28.200 orang lainnya terluka, menurut angka terbaru dari otoritas Palestina.
Ribuan bangunan termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja juga rusak atau hancur akibat serangan udara dan darat yang tiada henti dari Israel terhadap Gaza yang terkepung sejak bulan lalu. Sementara itu, jumlah korban tewas di Israel hampir 1.200 orang, menurut angka resmi Israel.
Sumber: inilah