GELORA.CO - Eks anggota DPR RI, Fahri Hamzah turut menyoroti maraknya politik aliran dan ekstrim kiri kanan dalam politik Indonesia yang mulai dimainkan di Pilpres 2024 mendatang.
Menurut dia, politik aliran dan ekstrim kiri kanan dalam politik Indonesia, harusnya segera diakhiri.
Karena praktik politik ini di lapanganga sangatlah tidak berdasar dan tidak menguntungkan secara nasional, terlebih terhadap masyarakat.
"Politik aliran dan ekstrim kiri kanan dalam politik Indonesia," kata Fahri kepada pojoksatu.id, Selasa (28/11/2023).
Eks kader PKS ini juga akui dirinya pernah menjadi korban politik aliran dan ekstrim kiri kanan selama dua pemilu terakhir, yaitu sejak dirinya menjadi kader PKS.
"Saya adalah korban dari politik aliran dan pembelahan ekstrim pada 2 (dua) pemilu terakhir," ungkap Fahri.
Dengan merasa pernah jadi korban politik aliran, Fahri pun akhirnya keluar dari zona tersebut, untuk kemudian memilih bergabung ke Prabowo dan mengikuti pemerintah.
"Dan untuk itulah, saya mendukung rekonsiliasi Prabowo-Jokowi pasca Pemilu 2019," tuturnya.
Karena itu, ia mengajak para pendukung yang pro dan kontra pemerintah agar sebaiknya menyudahi pertempuran politik aliran.
"Kita harus akhiri pertempuran ekstrim di kiri-kanan,' tegas Fahri lagi.
Selain itu, kata Fahri, untuk menjadi bangsa yang besar, perlu persatuan untuk membangun negara yang kuat.
Untuk itulah, lanjutnya, rekonsiliasi bangsa diperlukan dan mengakhiri konflik partisan dan politik aliran.
"Kita harus bersatu mendukung Pak Jokowi-Prabowo untuk menyatukan bangsa kita ke depan," tuturnya. ***
Sumber: pojoksatu.