GELORA.CO - Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanti menyebut kartu truf sejumlah ketua umum partai politik (ketum parpol) dipegang pihak tertentu.
Karena itu, sejumlah ketum parpol bisa 'digiring' untuk mendukung majunya Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Pernyataan ini diamini oleh Juru Bicara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Usman M Tokan alias Donnie.
Ia sepakat dengan pernyataan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, soal adanya kartu truf ketum parpol.
Hal ini seolah menebalkan pernyataan Ketum Projo Budi Arie Setiadi yang menyebut ketum parpol harus hati-hati menentukan dukungan untuk Pilpres 2024.
Sebab, bila salah menentukan dukungan ketum parpol tersebut bisa masuk penjara.
Menurut Donnie, pernyataan Hasto bisa juga dimaknai sebagai bentuk kekhawatiran terhadap jalannya demokrasi di Indonesia.
"Kekhawatiran itu hal wajar karena kita sebagai manusia normal ya, dalam dunia politik itu, situasi politik berubah, dinamis lah," kata Donnie kepada Kompas.com, ditemui di Jakarta, Kamis (2/11/2023) malam.
"Sehingga kita juga karena PPP kita bersama, kerja sama (dengan PDI-P), maka kita mendukung pernyataan Mas Hasto itu," tambahnya.
Dipegang Kendati demikian, Donnie mengatakan bahwa PPP tidak mengetahui siapa ketum parpol yang dipegang kartu trufnya tersebut.
Adapun saat ini pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming diusung oleh parpol Gerindra, Golkar, Demokrat, dan Partai Amanat Nasional.
Sejumlah parpol non parlemen juga ikut mendukung pasangan ini, yakni Partai Bulan Bintang, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Gelora, dan Partai Garuda.
"Di sisi lain kan PPP ini partai Islam, tentunya kita tidak boleh ada suudzon dulu, tapi kita harus bekerja menunjukkan kepada masyarakat bahwa langkah yang kita lakukan itu pasti mendapat dukungan penuh dari masyarakat," ucapnya.
Dari pernyataan Hasto, menurut Donnie, ada dugaan jika pihak tertentu ingin mencoba melemahkan pihak lainnya.
Dia tak menyebut spesifik siapa pihak tertentu dan pihak lain itu.
Ia hanya memastikan, PPP bersama PDI-P yang telah berkoalisi mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD terus berbaik sangka dan berikhtiar demi kebaikan bangsa.
Akan tetapi, dia berharap berbagai dinamika politik terkini tidak mengganggu jalannya Pemilu 2024 yang sudah sampai pada tahap pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden.
"Tentunya kita ingin supaya perjalanan demokrasi di 2024 itu dalam damai, sukacita riang gembira, karena pesta demokrasi itu oleh seluruh rakyat Indonesia."
"Tidak cuma milik kelompok tertentu, kandidat tertentu, atau pihak-pihak tertentu," ujar Donnie.
"Enggak boleh ada yang boleh klaim bahwa pesta demokrasi milik mereka (pihak tertentu)," lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, Hasto Kristiyanto menilai, pencalonan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal cawapres terjadi lantaran adanya rekayasa hukum di Mahkamah Konstitusi (MK).
Sebab, awalnya Gibran yang berusia 36 tahun tidak memenuhi syarat untuk mendaftar sebagai capres atau cawapres.
Namun, Mahkamah Konstitusi yang diketuai oleh paman Gibran memutuskan mengabulkan uji materi yang mengubah ketentuan itu.
Bahkan, Hasto mengeklaim, ada ketum partai politik yang kartu trufnya dipegang.
"Saya sendiri menerima pengakuan dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kartu trufnya dipegang."
"Ada yang mengatakan life time 'saya hanya harian', lalu ada yang mengatakan 'kerasnya tekanan kekuasaan," ungkap Hasto.
Budi Arie keceplosan: kalah masuk penjara semua
Sebelum, dilansir Tribunnews.com, hampir semua ketua umum partai politik (ketum parpol) sangat berhati-hati menentukan langkah politik dan mengarahkan dukungan pada Pilrpes 2024.
Menurut Ketua Umum Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, bila salah dalam menentukan dukungan, para ketum parpol akan masuk penjara.
Potongan video yang berisi pernyataan Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi viral di media sosial.
Potongan video tersebut berisi pernyataannya bahwa keceplosan menyebut kalau kalah di 2024 bisa masuk penjara semua.
Pertanyaan tersebut disampaikanya dalam sebuah talk show politik beberapa waktu lalu.
Potongan video berawal ketika pengamat politik Ray Rangkuti mengatakan bahwa politik di Indonesia ini sebenarnya sederhana.
"Ya kalau kita tidak bisa berkuasa, kita ikut yang berkuasa," ujarnya.
Pernyataan Ray Rangkuti itu kemudian disambar oleh Budi Arie Setiadi.
Budi Arie, yang kini menjabat Menkominfo ini kemudian mengatakan," Nah ini, mumpung Bang Ray bilang, saya akan tambahkan.
"Saya bilang, tahun 2024 ini saya haqqul yakin semua kekuatan termasuk partai politik sangat berhitung dan berhati-hati."
"Mengapa? Karena kalau kalah meleset bos, masuk penjara," kata Budi Arie dalam potongan video tersebut yang dikutip Tribunnews hair ini, Selasa 25 Juli 2023.
Host acara tersebut kemudian mempertanyakan lagi alasan Budi Arie mengeluarkan pernyataan itu. "Kenapa Bang?"
Iklan untuk Anda: Cara Buat Poster Disney AI yang Viral di TikTok, Bisa Online hingga Pakai Aplikasi
Advertisement by
"Ya masalahnya semua banyak kan. Sebenarnya semuanya tahu maka tidak perlu berpura-pura. Jangan kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu," katanya.
Host dan narasumber lain dalam acara tersebut kembali menanyakan," Apakah itu fakta politik?" "Ya, itu fakta politik," tegas Budi Arie. (*)
Sumber: tribunnews