GELORA.CO - Belakangan viral di soial video yang memperlihatkan sekelompok diduga ormas Adat Manguni yang pro Israel aniaya massa pro Palestina di Kota Bitung.
Aksi solidaritas untuk Palestina di Kota Bitung, Sulawesi Utara itu berlangsung ricuh, pada Sabtu, 25 November 2023.
Namun yang menarik, kelompok Laskar Manguni mengenakan pakaian adat suku Minahasa bernama Kawasaran.
Ternyata, pakaian tersebut pernah digunakan oleh Kaesang Pangarep dan Erina Gudono saat menghadiri upacara 17 Agustus tahun ini.
Lantas, apa makna dan filosofi pakaian adat suku Minahasa in?
Langsung saja simak ulasannya di bawah ini.
Filosofi Pakaian Adat Kawasaran Minahasa
Putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, dengan pakaian adat Suku Minahasa menjadi satu dari lima pemenang busana terbaik di upacara HUT RI ke-78.
Ada arti filosofis di balik pakaian adat Suku Minahasa ini.
Arti filosofis ini dijelaskan oleh istri Kaesang, Erina Gudono, lewat akun Instagramnya, @erinagudono.
Erina menjelaskan bahwa pakaian adat ini biasanya dipakai untuk Kawasaran.
"Kawasaran adalah tradisi leluhur Suku Minahasa Sulawesi Utara dan merupakan tarian Ksatria Minahasa yang disebut 'Waraney'," kata Erina dalam unggahannya, Kamis, 17 Agustus 2023.
Lebih lanjut, Erina menuturkan bahwa mulanya Kawasaran dilakukan untuk menjalankan ritual Mahsasau.
Adapun, kawasaran berarti melindungi tanah hingga kehidupan.
"Kawasaran terdiri dari kata 'kawak' yang berarti 'melindungi' dan 'asaran' yang berarti 'sama atau berlaku seperti' artinya, Kawasaran menjadi sama seperti leluhur di masa lalu, menjadi pelindung tanah, pelindung negeri, pelindung kehidupan," ujarnya.
Adapun bagian dasar baju adalah kayu alam yang diikat dengan kain tenun pampele dan dipadu-padankan dengan kain tenun kaiwu patola.
Tata busana dan aksesori dibuat mengacu pada sustainable fashion dan tidak menggunakan materi hewan asli.
Erina mengungkapkan alasan ia dan Kaesang memakai baju adat ini.
Salah satunya untuk menghormati para kesatria bangsa.
"Kami memakai baju kawasaran sebagai lambang penghormatan kami kepada para WARANEY (ksatria) bangsa yang telah berjuang melawan penjajah. Kami nyalakan jiwa muda ksatria WARANEY untuk melanjutkan perjuangan memajukan bangsa," ungkapnya.
Warna busana yang digunakan dalam tarian ini adalah merah.
Sementara hiasan kepala para penari ini terbuat dari kain ikat kepala yang diberi hiasan bulu ayam jantan, bulu burung Taong dan burung Cendrawasih.
Ada juga hiasan tangkai bunga kano-kano atau tiwoho.
Hiasan ornamen lainnya yang digunakan adalah lei-lei atau kalung-kalung leher, wongkur penutup betis kaki, rerenge’en atau giring-giring lonceng yang terbuat dari kuningan.
Para penari yang mengenakan pakaian serba merah ini biasanya selalu menampilkan mata melotot, wajah garang, diiringi tambur sambil membawa pedang dan tombak tajam.
Gerakan tari Kabasaran pada dasarnya terdiri atas sembilan gerakan pedang (santi/kelewang) dan sembilan gerakan tombak (wengkou) dengan langkah kaki 4/4, yaitu dua langkah kekiri dan dua langkah ke kanan.
Aturan menarinya pun begitu tegas dan jelas.
Dalam gerakan pedang dan tombak, yaitu pedang (santi/kelewang) tidak boleh digunakan untuk menusuk dan menangkis, tombak (wengkou) hanya untuk gerakan menusuk sedangkan menangkis dipergunakan perisai (kelung).
Sumber: disway