GELORA.CO - Nasi putih telah lama diketahui menyebabkan obesitas dan diabetes. Namun di Jepang orang makan nasi setiap hari tapi tingkat diabetes dan obesitasnya tidak tinggi.
Jepang merupakan salah satu negara dengan tingkat obesitas terendah di dunia dan rata-rata harapan hidup tertinggi di dunia.
Dilansir dari Soha, Professor Fan Zhihong asal Sekolah Ilmu Pangan dan Teknik Gizi Universitas Pertanian Tiongkok menjelaskan bahwa diabetes adalah penyakit yang disebabkan oleh berbagai penyebab.
Ada orang terkena karena dipengaruhi oleh faktor genetik, namun ada juga orang yang karena gemar makanan tinggi gula, lemak, dan pati tanpa berolahraga.
Lantas mengapa orang Jepang tetap sehat-sehat meski setiap hari makan nasi putih? Jawabannya adalah mereka punya 3 cara makan nasi yang jarang dimiliki negara lain:
1. Orang Jepang makan nasi dengan hidangan ringan
Orang Jepang rutin makan nasi setiap kali makan, namun kunci agar berat badan mereka tidak bertambah adalah jumlah nasi dalam sekali makan tidak terlalu banyak hanya sekitar 100g.
Sebaliknya, mereka lebih banyak makan makanan sampingan. Apalagi makanannya cukup hambar, jarang dibumbui gula dan garam.
Mereka bahkan makan sayur dan ikan mentah karena ingin mempertahankan nutrisi terbaik dari makanan.
Di Jepang, piring makanan seringkali berukuran sangat kecil sehingga secara tidak langsung menyebabkan mereka mengonsumsi lebih sedikit makanan.
2. Makan nasi dengan suhu rendah
Berbeda dengan orang Indonesia yang biasanya suka menyantap hidangan panas, di Jepang lebih banyak mengonsumsi nasi dingin dalam bentuk sushi atau nasi kepal.
Orang Jepang percaya bahwa nasi dingin mengandung pati resisten seperti serat, zat ini tidak mudah dicerna dan bila masuk ke dalam tubuh akan memperlambat penyerapan glukosa dalam tubuh.
Oleh karena itu, kadar gula darah tidak akan meningkat terlalu cepat sehingga membantu menstabilkan kadar gula darah.
Dilansir dari Soha, Direktur Departemen Gastroenterologi Rumah Sakit Zhejiang Dokter Zheng Peifen menjelaskan bahwa makan nasi dingin dan makanan dingin membantu menunda peningkatan kadar gula darah dan lipid setelah makan.
Nasi dingin juga membantu meningkatkan mikroflora, bakteri usus, dan banyak lagi manfaat bagi kesehatan usus.
Namun perlu diperhatikan bahwa nasi yang dibiarkan dalam suhu ruangan dalam waktu lama dapat terkontaminasi bakteri dan meningkatkan risiko keracunan makanan.
3. Orang Jepang sering memasak nasi yang dicampur cuka
Setelah menanak nasi, masyarakat Jepang kerap mencampurkan nasi dengan cuka untuk membuat sushi, bola nasi, atau untuk menambah rasa pada nasi.
Asam asetat dalam cuka dapat menghambat aktivitas amilase dan memperlambat konversi pati menjadi glukosa.
Menurut orang Jepang, menambahkan cuka pada nasi bisa menyebabkan kadar gula darah meningkat lebih lambat.
Selain itu, satu hal yang jarang diperhatikan orang adalah meskipun orang Jepang makan banyak nasi namun semangat olah raga mereka sangat tinggi.
Hal itu membantu mereka mencegah obesitas dan diabetes. Menurut statistik dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lebih dari 98 persen anak-anak Jepang berjalan kaki atau bersepeda ke sekolah.
Orang Jepang menyukai metode berjalan 10.000 langkah sehari dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa ini juga merupakan salah satu faktor yang menentukan umur panjang mereka.
Sumber: tvone