GELORA.CO - Pilpres 2024 dipenuhi dengan 'drakor politik'. Salah satu yang paling disorot, yakni hubungan keluarga Presiden Jokowi dengan Megawati.
Keluarga Jokowi kini berkumpul di Koalisi Indonesia Maju (KIM) mendukung Prabowo-Gibran. Sedangkan Megawati bersama koalisi PDIP-nya mengusung Ganjar-Mahfud.
Tensi panas ini masih terlihat bahkan saat pengundian nomor urut capres-cawapres di KPU pada 14 November 2023. Lalu, apakah ini akan menguntungkan kubu AMIN?
"Politik itu, kan, diawali dengan persepsi. Jadi persepsinya itu memang begitu. Tapi apakah di bawah [sampai persepsi itu]. Kalau ternyata enggak nyampe, yang nyampe itu sembako, ya beda lagi persepsinya," kata Waketum PKB Jazilul Fawaid dalam talkshow kumparan Info A1, dikutip Jumat (17/11).
Saat ini yang harus dilakukan Timnas AMIN, yakni meyakinkan dan memberi kesadaran kepada masyarakat dalam memilih pemimpin. Selain itu, tim juga harus melihat bagaimana trik-trik yang dilakukan kekuasaan dalam memanfaatkan berbagai hal untuk Pilpres.
"Menurut saya, yang harus digenjot tim kami Timnas adalah kesadaran berpolitik masyarakat, memilih pimpinan itu jangan sembarangan," tutur politikus yang akrab disapa Gus Jazil ini.
"Yang kedua, juga tahu trik-trik yang dilakukan kekuasaan. Dengan berbagai caralah. Trik APBN, trik aparatur, ya itu," tambah dia.
Gus Jazil tahu persis kecurigaan kecurangan yang dilakukan penguasa sulit dibuktikan. Tapi, sebagai orang politik, tanda-tanda itu bisa dirasakan. Misalnya, bila nanti cairnya bansos untuk rakyat pada 1 Februari 2024, atau 2 pekan sebelum pencoblosan.
"Itu kan enggak bisa, gimana bisa disebut kecurangan. Nah, itu yang disebut rasa-rasanya itu pasti ada, apa ya udang di balik rempeyek itu. Bungkusannya, dibuat kemasan itu, hanya membuat kemasan," jelas Wakil Ketua MPR RI ini.
"Itu yang saya maksud dibungkus, dibagi, ditata, yang dibagi yang ini, dari petugas pembaginya ketahuan, dari yang dibagi juga ketahuan. Apa kita laporkan enggak bisa karena dia yang bagi hatinya merah bajunya kuning, bisa. Jadi itulah trik-trik yang menurut saya enggak boleh terjadi," tutup Gus Jazil.
Sumber: kumparan