GELORA.CO - - Media Israel melaporkan kalau Hamas masih menguasai Gaza 49 hari setelah agresi tentara Israel (IDF) di Jalur Gaza.
Laporan Channel 12 menambahkan, kalau gencatan senjata itu adalah hal yang bermanfaat bagi milisi perlawanan Palestina.
"Siapa pun yang berduka atas Hamas harus melihat hari ini; setelah 49 hari pertempuran "Hamas telah membuktikan bahwa mereka tetap kuat dan menguasai Gaza," tulis laporan media Israel itu pada Jumat (24/11/2023)
Laporan tersebut mengulas bagaimana Brigade Al-Qassam berhasil memberlakukan gencatan senjata di selatan dan utara Jalur Gaza.
Ulasan Media Israel juga menunjukkan kalau sayap bersenjata Hamas tahu bagaimana dan kapan harus membawa para tahanan dan sandera ke Rumah Sakit Khan Yunis.
"Hamas tidak bertekuk lutut menghadapi gempuran pasukan pendudukan Israel," kata media Israel.
Hamas Gendong Sandera, Warga Israel Merasa Dikhianati IDF
Laporan itu merujuk pada perlakukan milisi perlawanan Palestina terhadap para sandera yang mereka sebut sebagai 'hal masih terlalu tidak masuk akal'.
Hamas dan sejumlah milisi perlawanan di Gaza menyebut, memperlakukan sandera secara baik, merawat mereka sampai pertukaran benar-benar terjadi, sebuah hal yang sebaliknya justru dilakukan oleh tentara Israel.
Pasukan Hamas bahkan menggendong sandera hingga ke mobil.
"Semua tahanan Israel di Gaza diabaikan oleh pemerintah Israel," kata Channel 12.
Laporan itu menyoroti kalau warga Israel justru merasa dikhianati IDF dan mereka mengancam akan melakukan pengkhianatan lain jika tidak dilakukan segala upaya untuk membebaskan sisa tawanan.
“Jika Hamas berhasil menghentikan berlanjutnya pertempuran, maka secara resmi mereka telah menang,” kata jenderal pasukan cadangan Israel, Israel Ziv.
Ancaman IDF Tak Bikin Gentar, Warga Gaza Berbondong-bondong Kembali
Media Israel melaporkan pada hari sebelumnya bahwa puluhan ribu warga Palestina telah kembali ke Jalur Gaza sejak pagi hari, saat perjanjian gencatan senjata mulai berlaku, kembali ke Jalur Gaza utara dari selatan.
Media tersebut menambahkan kalau pasukan pendudukan Israel akan mengambil tindakan tegas untuk mencegah warga Palestina berpindah antara selatan dan utara Jalur Gaza.
Sebagai tanggapan, anggota Kabinet Israel, Israel Katz mengatakan kepada Channel 12 dengan menyatakan “tentara berusaha mencegah puluhan ribu warga Palestina kembali ke Jalur Gaza utara,”
“Situasi di utara tidak akan kembali seperti sebelumnya," kata dia.
Menteri Keamanan Israel Yoav Galant menegaskan kembali kalau "gencatan senjata adalah gencatan senjata jangka pendek, dan tentara Israel akan kembali dengan kekuatan penuh pada akhirnya."
Meskipun ada ancaman dari pasukan pendudukan Israel, yang mengerahkan tank dan kendaraan militer di utara dan menargetkan para pengungsi yang meninggalkan Jalur Gaza utara menuju selatan, para pengungsi tersebut, setelah penerapan gencatan senjata pada Jumat dini hari , mulai kembali ke Gaza Utara.
Mereka berbondong-bondong datang ke rumah, rumah sakit, dan kuburan keluarga mereka untuk 'menentang' pendudukan Israel.
"Pendudukan Israel “mengancam akan menembaki siapa pun yang mendekati pasukannya yang ditempatkan di kota Beit Hanoun,” lapor koresponden Al Mayadeen.
“Warga sudah mulai kembali ke Beit Hanoun dengan penarikan pasukan pendudukan dan dimulainya gencatan senjata,” tambahnya.
Laporan itu juga mencatat bahwa pasukan pendudukan Israel, dengan tentara mereka yang ditempatkan di kota, mencegah warga untuk maju.
Penduduk Beit Hanoun mengkonfirmasi bahwa pasukan pendudukan Israel melepaskan tembakan ke arah mereka yang mencoba melewati titik tertentu di Beit Hanoun.
"Sementara koresponden kami menjelaskan bahwa penduduk bersikeras untuk memeriksa properti mereka terlepas dari ancaman yang dibuat oleh pasukan pendudukan Israel," kata laporan Al Mayadeen.
Beberapa warga di Jalan Salah al-Din di Jalur Gaza tengah menyatakan bahwa IDF melepaskan tembakan ke arah perkumpulan warga yang keluar untuk memeriksa properti mereka, dengan tank-tank ditempatkan di depan Kuwait Square di Gaza.
Sumber: Tribunnews