Hasto Nangis Ceritakan Hubungan Jokowi dan Megawati, Singgung Black Hole

Hasto Nangis Ceritakan Hubungan Jokowi dan Megawati, Singgung Black Hole

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menangis saat menceritakan hubungan Ketua DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi.

Momen tersebut terjadi dalam podcast Akbar Faizal Uncensored. Air mata Hasto tak terbendung kala mengungkit kembali momen keakraban Megawati dan Jokowi.

Awalnya, Akbar Faizal menampilkan tayangan video Megawati yang berbicara soal kecintaannya dengan Jokowi.

Hasto pun mengatakan dalam video itu Megawati menunjukkan ekspresi terdalamnya bahwa dia sangat sayang dengan Jokowi.

Namun, hubungan kedekatan Megawati dan Jokowi itu kini sudah kandas. Dia mengakui kerenggangan hubungan itu meninggalkan luka bagi PDIP.

“Dengan apa yang terjadi bukan pada seberapa sakitnya. Kami sudah biasa mengalami rasa sakit itu. Ini bagian dari gemblengan-gemblengan sejarah bahwa sakit, ya kami enggak bisa menutup mata,” ujar Hasto dengan nada bicara gemetar dikutip pada Jumat (10/11/2023).

Pihaknya menyayangkan sikap Jokowi yang berubah meninggalkan PDIP termasuk Megawati. Dia pun mengungkit kebersamaan PDIP dengan Jokowi yang sudah berjalan selama 23 tahun.

“Kami sangat sedih. Ibu Mega tuh mengawal Pak Jokowi semua dan kami juga. Saya belum menghitung berapa yang di ranting-ranting itu. Ketika bertemu dengan saya, 'Kenapa bisa seperti ini?'. Saya hanya bisa memberikan penjelasan bahwa manusia bisa berubah oleh sisi-sisi gelap kekuasaan,” bebernya.

“Tapi yang penting adalah bagaimana seluruh cita-cita bangsa ini yang bangun dengan tumpahan darah dan air mata. Yang dibangun dengan peristiwa-peristiwa heroik melalui 10 November 1945, tidak boleh yang namanya kekuasaan kemudian diselewengkan hanya karena suatu ambisi,” sambung dia.

Dia lantas menyinggung eks Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang kini menjadi Menteri Sosial.

Hasto menyebut Risma tidak sampai berpikir bahwa penggantinya harus orang yang bisa dia kontrol.

“Bu Risma menyiapkan Eri Cahyadi dari bawah yang memahami seluruh falsafah kepemimpinan untuk menjadikan Surabaya sebagai kota yang hijau,” jelasnya.

“Ini kan sebagai contoh-contoh mutiara-mutiara demokrasi yang hidup melalui pelaksanaan Pilkada secara langsung. Begitu banyak,” tambah Hasto.

Hasto menambahkan PDIP bisa menunjukkan proses regenerasi pemimpin yang diciptakan sendiri.

Hal itu karena terikat konstitusi bahwa masa jabatan seseorang maksimal hanya dua periode termasuk presiden.

“Tetapi, partai ini ada sepanjang bangsa ini ada. Karena itulah meskipun kami sedih, sedih, kami sangat-sangat sedih, tetapi kami punya tanggung jawab bahwa apapun yang kami hadapi ketika masih ada rakyat yang memerlukan suatu harapan hidup lebih baik, pekerjaan yang layak secara kemanusiaan, pendidikan agar kita bisa mengejar ketertinggalan dari negara tetangga, maka sama Bu Mega menghadapi berbagai persoalan ini,” jelas dia.

“Enam bulan loh perasaan kami. Sejak bulan April itu up and down, tapi pada akhirnya kami akhirnya mengkristal suatu semangat baru, suatu tekad baru,” tambahnya.

Hasto pun menyinggung baju hitam yang kerap dipakainya dan kader PDIP yang lain. Dia menyebut baju hitam itu sudah bukan lagi simbol kesedihan, tapi simbol struggle bersama dengan rakyat.

"Kalau kita di alam semesta itu ada black hole, ini adalah kumpulan dari begitu banyak black hole-black hole yang punya kekuatan grafiti, yang punya soliditas untuk bergerak, karena kami yakin sekarang bahwa ini ujian tidak hanya bagi PDI Perjuangan, tetapi juga bagi bangsa dan negara,” tegas dia.

Sumber: tvone
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita