GELORA.CO - Sastrawan yang juga pendiri majalah Tempo, Goenawan Mohamad, mengungkapkan kekecewaan dan kesedihannya terhadap situasi politik belakangan ini saat menjadi narasumber dalam acara Rosi yang bertajuk "Rakyat Percaya Siapa: Jokowi, Ketua MK atau Gibran" yang tayang di Kompas TV, Kamis (2/11/2023) malam.
Kesedihan dan kekecewaan pria yang akrab disapa GM itu muncul seusai Mahkamah Konstitusi mengeluarkan keputusan yang memungkinkan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka untuk maju bertarung di Pilpres 2024.
GM mengatakan, keputusan MK itu membuat publik sulit untuk percaya dengan pemerintah. Bahkan, menurutnya, Jokowi yang selama ini ia dukung sejak 2014 silam juga sudah tidak bisa dipercaya lagi.
"Lalu siapa yang bisa kita percaya? KPK tidak bisa dipercaya lagi. MK tidak bisa dipercaya lagi. Presiden yang kita sayangi tidak bisa dipercaya lagi. Lalu siapa? Itu krisis yang serius," kata Goenawan.
GM kemudian menceritakan pengalaman rekannya, Erry Riyana Hardjapamekas yang sempat bertemu Jokowi sebelum MK memutuskan uji materi terkait batas usia capres-cawapres tersebut. Jokowi, kata GM, saat itu malah meminta masukan Erry terkait keputusan MK.
Erry kemudian memberikan masukan agar Jokowi meminta Gibran untuk menolak tawaran menjadi bakal cawapres. Saat itu, MK belum membacakan hasil keputusan terkait uji materi UU tersebut.
"Kata Erry, 'Gini aja Pak, kalau nanti MK sudah memutuskan atau akan memutuskan bahwa Gibran lolos, Bapak beritahu Gibran jangan maju, kamu kembali aja ke Solo dan tetap kembali ke PDI-P'," kata GM menirukan Erry.
GM mengatakan, Jokowi saat itu merespons positif terhadap saran dari Erry. Jokowi juga sempat memerintahkan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno untuk mencatat saran tersebut.
Goenawan mengaku kecewa lantaran Jokowi tidak menindaklanjuti saran dari Erry tersebut. Ia pun menyebut Jokowi telah berdusta.
"Setelah itu, tidak ada pernyataan soal itu. Karena itu dusta ya," ucap Goenawan.
Ia pun mengaku bingung dengan kondisi seperti ini, di mana tidak ada lagi yang bisa dipercaya. Apalagi, bila nanti terjadi konflik dalam Pemilu 2024.
"Sekarang bisa kah kita percaya kepada wasit yang dipercaya pemerintah? Kalau enggak ada wasit, sepak bola saja bertengkar, apalagi ini," ujar GM. (*)
Sumber: rilis