Gandeng GoTo, TikTok Shop Dikabarkan Buka Lagi di RI, MenKopUKM: Jangan Praktikkan Predatory Pricing

Gandeng GoTo, TikTok Shop Dikabarkan Buka Lagi di RI, MenKopUKM: Jangan Praktikkan Predatory Pricing

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengingatkan kepada PT Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang dikabarkan akan digandeng TikTok untuk membuka kembali TikTok Shop di Indonesia.

Ia mengingatkan agar tidak mempraktikkan predatory pricing dan harus respek terhadap pengembangan ekonomi nasional.

"Kemarin saya bertemu dengan Tokopedia, kepentingan pemerintah jangan sampai ada lagi praktik predatory pricing karena itu akan memukul UMKM," kata Teten ketika diwawancara di sela acara Cerita Nusantara di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (28/11/2023).


"Mereka juga harus respek pada pengembangan ekonomi nasional dan kita juga ingin digital ekonomi juga mulai menerapkan bisnis model yang sustain, yang berkelanjutan," imbuhnya.


Dia bilang, pemerintah tidak ikut campur dengan urusan penggabungan dua entitas tersebut.

Mau itu TikTok Shop bergabung dengan Tokopedia atau e-commerce lainnya, menurut Teten itu bukan lagi urusan pemerintah.


"Itu sih tidak masalah, karena misalnya apakah Tokopedia atau Bukalapak, saya tidak tahu yang mana, dua-duanya sudah IPO (Initial Public Offering). Mereka (TikTok, red) kan membeli saham di pasar modal," ujar Teten.

"Jadi, pemerintah tidak perlu ikut campur di sini karena itu perusahaan publik," lanjutnya.


Gandeng GoTo

Sebelumnya, laporan Bloomberg menyebutkan bahwa TikTok ingin membuka kembali layanan Tiktok Shop di RI, dengan bergabung ke GOTO.


Laporan tersebut menyebutkan rencana merger akan diumumkan dalam waktu dekat.

Asisten Deputi Pembiayaan dan Investasi UKM, Deputi Bidang UKM, Kemenkop UKM, Temmy Satya Permana sebelumnya juga mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya, TikTok Shop akan buka kembali setelah mengikuti peraturan yang berlaku.

"Informasi yang saya dapat dari TikTok mereka akan buka dan akan comply," ujar Temmy di Jakarta, Jumat (17/11/2023).

Saat ditanya apakah akan bergabung dengan Tokopedia atau Lazada, Temmy enggan menjawabnya.

Ia menjelaskan, sebetulnya TikTok sempat berproses tapi karena memang tak ada peralihan transisi di regulasi, mereka tidak sanggup dalam waktu 1 minggu memenuhi regulasi.

"Terutama, memisahkan social commerce dengan social medianya," imbuh Temmy.

Namun, Temmy menyebut jika TikTok tidak akan membuka social commerce sendiri. Tapi lebih memilih untuk bergabung dengan e-commerce yang ada.


"Kemungkinan dia akan bergabung (e-commerce). Kemungkinan ya, karena kalau bikin perusahaan sendiri kayaknya tidak," kata Temmy.

Jika TikTok Shop memang bergabung ke platform e-commerce lain, aksi merger itu diperbolehkan oleh pemerintah.

Ia menyebut, tidak jadi soal jika merger tersebut bersama dengan e-commerce raksasa. Hingga nantinya melemahkan pasar e-commerce lain,

"Selama itu business to business (B2B) tidak masalah, selama semua mengikuti aturan tidak ada masalah. Tinggal bagaimana masyarakat menilai," imbuh Temmy.

Mendag Zulhas Belum tahu

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan merespons soal rencana TikTok Shop kembali beroperasi di Indonesia.

Zulhas, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa dirinya belum mengetahui akan kabar Tiktok Shop mau kembali beroperasi.


"Belum tahu saya. Belum lapor," kata Zulhas ketika ditemui usai rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/11/2023).

Dia bilang, hal terpenting jika TikTok Shop ingin kembali beroperasi, tinggal mengikuti Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023.

"Ikuti itu saja. Kita kan gak anti, gak larang. Yang gak benar kita tata agar bermanfaat untuk UMKM, untuk industri dalam negeri, agar bisa memperluas pasar ke luar negeri," ujar Zulhas

Sumber: Tribunnews
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita