GELORA.CO - Seorang pegiat sosial media, Denny Siregar kembali mengeluarkan cuitan di media sosial X (Twitter) secara blak-blakan ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Padahal dahulu selama dua kali pemilihan presiden (Pilpres) dirinya berjuang mati-matian untuk mendukung Jokowi, kini Denny merasa malu pada Presidennya itu.
Dalam cuitannya, ia menyoroti sebuah judul berita berupa kutipan dari APDESI (Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia) yang menyatakan Jokowi meminta seluruh kepala desa untuk menjaga netralitas selama pemilu 2024.
Hal ini lantaran rakyat telah dinilai cerdas untuk memilih pemimpin negaranya kelak.
Denny Siregar justru merasa malu karena ia sudah pernah membela Jokowi pada Pilpres sebelumnya.
“Hahahaha… Duh bapak, kok jadi gini sih pakkk… Malu saya yang pernah membela…” tulis Denny Siregar dalam akun media sosial @Dennysiregar7.
Berita tersebut membahas mengenai larangan perangkat desa untuk menjadi tim kampanye.
Sebab, pada hari Minggu (19/11/2023) ribuan perangkat desa menghadiri acara dukungan kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (Capres-Cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Ketua Umum Apdesi, Surta Widjaja juga mengungkapkan Presiden Jokowi menitipkan pesan untuk kepala desa agar mengondisikan masing-masing wilayah agar pemilu berjalan damai.
Selain itu, pihaknya akan berusaha mengimbau para kepala desa untuk menjaga sikap netral selama Pemilu 2024.
“Itu beliau pesan harus kondusif, berjalan baik itu pasti. Netralitas dijaga, biarkan masyarakat yang memilih. Masyarakat sudah cerdas memilih,” ungkap Surta di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (7/11/2023).
Cuitan ini mengundang komentar warganet yang memberikan kritik, baik untuk Jokowi, APDESI, bahkan untuk Denny Siregar sendiri.
“Ayo Obyektif, jangan membabi buta… perkumpulan perangkat desa itu diantaranya ada APDESI dan PAPDESI, saya tidak mendukung siapa-siapa tapi minta tolong untuk obyektif, jangan melakukan disinformasi untuk memelihara kebencian dan menjerumuskannya… nirsimpati jadinya,” tulis seorang warganet.
“Kalau masih julid gini, apa beda Abang dengan kampret yang lalu? Abangg nggak belajar? Mereka kalah karena sibuk julid hingga lupa membangun citra yang mereka using. Come on, mana Abang yang dulu dimana membangun citra jagoan abang, daripada sibuk menjulid,” komentar salah satu warganet.
“Ah… biasa kenapa malu… malu itu kalau berbuat jahat dan menyengsarakan orang lain… tidak semua hal berkaitan dengan Jokowi biarpun beliau presiden, jadi nggak ngaruh lah mau diobok-obong kayak apa juga, teratai akan tetap indah di tengah tumpukan lumpur,” ungkap warganet lainnya.
“Semakin panik. Sepak terjangnya semakin berantakan,” kata warganet lain.
“Saya sudah duga dari dulu kita masih Capres 2014. Karena saya melihat dari gestur wajahnya yang tidak sesuai dengan kepribadiannya hanya cuman beliau seting agar kelihatan sederhana dan merakyat padahal di baliknya penuh tipuan belaka dan ada indikasi pengkhianatan makanya sampai sekarang pun saya tidak suka sama sekali,” ujar seorang warganet.
“Makin kesini kok Jokowi seperti aneh ya Bang. Benar kata Adian, Kita tidak lagi mengenal Jokowi,” sindir warganet lain.
Sumber: tvone