GELORA.CO -- Serangan roket Israel terus menghujani area dekat RS Indonesia di Gaza.
Terhitung ada 11 serangan roket dari Israel.
Tak pelak, banyak warga sipil yang mencari tempat perlindungan ke RS Indonesia di Gaza.
Situasi ini membuat RS Indonesia penuh.
Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Sarbini Abdul Murad mengatakan, RS tersebut terus beroperasi di tengah keterbatasan bahan bakar dan obat-obatan.
"Rumah-rumah warga hancur karena serangan Israel. Warga pun mencari perlindungan ke RS Indonesia. Dan kini, Israel juga menyerang RS agar para warga sipil keluar," ungkap dia dalam konferensi pers Jumat (10/9/2023).
Ia menceritakan, di dalam RS warga telah banyak terkena infeksi.
Lantaran, penanganan luka-luka sudah tak bisa lagi paripurna sesuai dengan kaidah kedokteran.
"RS ini lebih cocok pasar malam karena norma-norma tidak berlaku lagi. Obat-obatan sudah habis. Antibiotik habis, Jarum suntik berkali-kali dipakai. Banyak infeksi, luka, dan belatung karena penanganannya tidak adekuat. Semua serba minim," kata dia.
Dr Sarbini terus berharap situasi perang ini dapat segera terhenti.
Bantuan-bantuan dapat segera disalurkan ke RS Indonesia yang kini dalam keadaan kritis.
"Rumah sakit itu sudah tidak layak lagi lantai 1 sampai lantai 4 sudah penuh. Saya tidak bisa membayangkan dua, tiga hari lagi bagaimana rumah sakit ini. Mari berdoa, semoga ada keajaiban yang diberikan Tuhan kepada rekan-rekan kita yang ada di RS Indonesia," ungkap dr Sarbini.
3 WNI relawan MER-C selamat dari gempuran roket Israel
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu RI) Lalu Muhammad Iqbal menyatakan, saat serangan terjadi, 3 WNI berlindung di basemen RS.
"Kemlu telah berkomunikasi dengan pihak MER-C dan memperoleh informasi bahwa 3 WNI relawan di Rumah Sakit Indonesia sudah bisa dihubungi dan dalam keadaan baik. Ketiganya berada di basemen saat terjadinya serangan," ujar Iqbal saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (10/11/2023).
Dijelaskan Iqbal bahwa sasaran roket adalah daerah Taliza'tar yang lokasinya sangat dekat dengan RS Indonesia, sehingga RS Indonesia mengalami sejumlah kerusakan fisik tambahan.
Sumber: Tribunnews