ARUN Dorong Kejagung RI Bongkar Keterlibatan Capres Ganjar Pranowo di Kasus Suap e-KTP

ARUN Dorong Kejagung RI Bongkar Keterlibatan Capres Ganjar Pranowo di Kasus Suap e-KTP

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Advokasi Rakyat untuk Nusantara atau ARUN akan mengambil langkah tegas terhadap keterlibatan bacapres Ganjar Pranowo dalam pusaran kasus korupsi e-KTP. ARUN mendorong agar Kejaksaan Agung RI dapat kembali mengungkap dan membongkar keterlibatan Ganjar dalam pusaran kasus e-KTP.

Demikian disampaikan Sekjen DPP ARUN Bungas T Fernando Duling alias Nando menanggapi kembali viralnya kasus korupsi e-KTP yang diduga melibatkan nama Ganjar Pranowo. Dugaan keterlibatan Ganjar dalam pusaran kasus korupsi e-KTP terjadi saat pasangan Mahfud MD itu masih menjabat sebagai Anggota DPR RI.

“Memutuskan mengambil langkah terhadap persoalan korupsi e-KTP dan langkah-langkah lainnya yaitu mendorong agar Kejaksaan Agung RI dapat kembali mengungkap dan membongkar keterlibatan Ganjar dalam pusaran kasus e-KTP,” kata Nando dalam keterangan tertulis, Senin (13/11/2023).

Nando mengatakan, alasan pihaknya mendorong Kejagung untuk mengusut keterlibatan Ganjar Pranowo lantaran para capres 2024 sedianya tidak boleh terlibat dalam kasus korupsi.

“Bungkamnya tokoh-tokoh dan komponen terhadap viralnya kembali kasus korupsi e-KTP yang melibatkan salah satu Capres 2024. Bahkan malaikat KPK yang sering disebut Novel Baswedan mangatakan bacapres Ganjar Pranowo tidak terlibat dalam kasus korupsi KTP Elektronik atau e-KTP,” papar Nando.

Nando mengingatkan, bungkam tokoh atas dugaan keterlibatan Ganjar Pranowo dalam pusaran korupsi e-KTP sangat aneh. Sebab, dalam fakta persidangan 2 orang saksi menyatakan Ganjar menerima uang sebesar 500 ribu usd.

“Bahwa Setya Novanto serta Muhammad Nazaruddin yang menyebut bahwa Ganjar Pranowo terlibat dalam kasus korupsi tersebut,” jelas Nando.

Nando lantas menyoroti fenomena sejumlah pihak yang mendadak menjadi negarawan tokoh-tokoh bangsa. Nando menyindir bahwa para pihak yang mengklaim sebagai negarawan tersebut melakukan pendekatan dari sisi moral dan etika.

“Tiba-tiba semua menjadi “negarawan” tokoh-tokoh bangsa dengan pendekatan sisi moral-etika ditambah “bumbu” perasaan dalam menyikapi situasi Pemilu yang akan berlansung. Mereka lupa dimana mereka sebelumnya bahwa Indonesia terlihat seperti rumah kaca,” pungkas Nando.

Sumber: kedaipena
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita