GELORA.CO - Nama Menkopolhukam Mahfud MD, mencuat saat ini bakal menjadi cawapres mendampingi capres Ganjar Pranowo. Rabu 18 Oktober 2023, hari ini, Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP, akan mengumumkan nama cawapres.
Di tengah mencuatnya nama Mahfud tersebut, untuk Prabowo Subianto disarankan agar menggandeng Prof Yusril Ihza Mahendra sebagai cawapres.
Dasarnya, adalah survei yang dilakukan Parameter Strategi Indonesia 1-7 Oktober 2023, dengan menggunakan metode multistage random sampling.
Hasil survei tersebut adalah bakal capres Prabowo yang dekat dengan umat muslim adalah Yusril Ihza Mahendara 19,6 %, Erick Thohir 17,4 %, Yenny Wahid 14,8 %, Gibran Raka Buming Raka 10,7 %, Airlangga Hartarto 8,3 %, Agus Harimurti Yudhoyono 4,8 %, Tidak Tahu/ Tidak memilih 24,4 %.
Pangi Syarwi Chaniago, Founder Voxpol Center Research and Consulting, menilai munculnya nama Yusril bukan tanpa alasan. Karena kalau Ganjar didampingi Mahfud yang juga pakar hukum, maka tidak salah bila Yusril mendampingi Prabowo. Yusril juga pakar hukum.
"Yusril memiliki kekuatan ahli hukum tata negara dan akan berhadapan pula dengan pakar hukum tata negara seperti Mahfud MD," kata Pangi.
"Mereka sama-sama pakar dan porfesor serta sama-sama punya pengalaman jam terbang yang sama. Kompetensi mereka juga bagus dan punya kapasitas yang sama pula," lanjutnya.
Keunggulan yang dilihatnya dari Yusril, bahwa dia adalah tokoh politik yang saat ini menjadi Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB). Selain pengalaman politik, Yusril juga dinilai sebagai tokoh yang merepresentasikan dari luar Jawa.
"Yusril adalah simulasi di luar Jawa dan itu sangat representatif karena Prabowo adalah Jawa dan itu sangat ideal. Sementara Mahfud MD punya minus karena pasangan Jawa dengan Jawa, karena Ganjar juga dari Jawa," jelasnya.
Menurutnya, Yusril bisa menjadi pilihan bagi Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk berpasangan dengan Prabowo.
"Keduanya juga merupakan Guru Besar Hukum Tata Negara, Mahfud MD dari Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dan Yusril Ihza Mahendra dari Universitas Indonesia. Hal ini sangat seru, 2 ahli tata negara bertarung dalam Pilpres 2024, pastinya akan padat akan gagasan ketatanegaraan nantinya jika hal ini terwujud," jelasnya.
Salah satu hasil yang diriset Voxpol, adalah sosok cawapres menentukan dan signifikan yakni sebesar 67,6 persen. Pengaruh partai politik pengusungnya hanya sebesar 6,8 %.
"Dari data di atas, Yusril bisa saja nanti mundur dari ketua umum PBB agar bisa menjadi tokoh netral, tanpa sekat, lebih luwes dan leluasa bergerak menjadi bagian representasi yang berdiri di atas semua kelompok, golongan dan kepentingan partai manapun," katanya.
Untuk basis suara, dia melihat Mahfud MD adalah segmentasi NU. Artinya bisa memecah massa pemilih NU dan PKB yang tidak semuanya memlih Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar.
"Massa NU dan PKB bisa terbelas dan mungkin itu pertimbangan (Ganjar) mengambil Mahfud, tetapi pertimbangan (Prabowo) mengambil Yusril merupakan pertimbangan bagaimana Indonesia butuh tokoh yang bersih dari korupsi dan punya pengalaman sebagai ahli tata negara," lanjut Pangi.
Dengan masuknya Yusril ke dalam pendamping Prabowo, menurutnya ini menjadi pertarungan yang seimbang. "Yusril adalah kombinasi yang ideal untuk menjadi penantang Ganjar-Mahfud ataupun Anies-Cak Imin," katanya.
Survei Parameter Strategi Indonesia, calon presiden (capres) Prabowo Subianto lebih menjanjikan berpasangan dengan Yusril Ihza Mahendra. Elektabilitas berpasangan dengan Yusril lebih tinggi bila bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
"Pada simulasi Prabowo dan Yusril mendapatkan 34,6 persen. Prabowo disimulasikan berpasangan dengan Khofifah mendapat angka elektabilitas 33,6 persen," kata peneliti utama Parameter Strategi Indonesia, Tri Yudha Haryanto, dalam Rilis Survei Nasional bertajuk Kunci Elektoral Suara Cawapres Potensial Koalisi Indonesia Maju, Minggu, 15 Oktober 2023 kemarin.
Untuk simulasi 6bcawapres yang dipilih publik, Erick Thohir masih menempati urutan pertama dengan angka 22,4 persen. Diikuti Sandiaga Salahuddin Uno 19,4 persen dan Cak Imin 15,6 persen.
"Yusril 12,2 persen, Khofifah 10,6 persen, dan Gibran Rakabuming Raka 7,2 persen," ujar Tri Hayanto Direktur Parameter Strategi Indonesia.
Survei dilakukan pada 1-7 Oktober 2023 dengan metode multistage random sampling. Jumlah responden mencapai 1.200 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara tatap muka dengan kuesioner. Margin of error dari survei ini kurang lebih 2,83 %.
Sumber: viva