Terowongan Hamas Punya Kedalaman Puluhan Meter, Israel Bisa Rendam Satu Gaza Jadi Danau

Terowongan Hamas Punya Kedalaman Puluhan Meter, Israel Bisa Rendam Satu Gaza Jadi Danau

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Militer Israel, IDF, dilaporkan tengah mempertimbangkan sejumlah opsi untuk mengatasi perlawanan Hamas yang memiliki jaringan terowongan di bawah Gaza.

Seorang mantan komandan IDF, menyebut, karena beberapa terowongan di bawah Kota Gaza memiliki kedalaman puluhan meter, Israel kemungkinan tidak memiliki senjata khusus untuk menghancurkannya.

Opsi yang muncul untuk mengatasi hal itu, kata dia, adalah dengan membanjiri kota tersebut.

Pilihan membanjiri Gaza, disebutkan menjadi pilihan yang lebih murah bagi Israel ketimbang mengguyur ribuan peledak dan bom dalam rencana serangan darat yang tengah dimatangkan.

"Karena sebagian kota berpotensi berada di bawah permukaan laut, saluran dari laut dapat mengubah Gaza menjadi danau," kata mantan komandan IDF itu dilansir Sptnk.

Menurut laporan terbaru jurnalis investigasi Seymour Hersh, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sedang mempertimbangkan untuk membanjiri Kota Gaza untuk menghancurkan jaringan terowongan Hamas yang digali di bawah kota tersebut.

“Seorang pejabat Amerika yang punya informasi mendalam mengatakan kepada saya kalau petinggi militer Israel diketahui sedang mempertimbangkan untuk membanjiri sistem terowongan Hamas yang luas sebelum mengirim pasukannya," kata Hersh.

"Banyak dari mereka (pasukan Israel) hanya menjalani pelatihan beberapa minggu dalam manuver dan koordinasi yang diperlukan untuk invasi tersebut. " tulis Hersh.

Dia mencatat, kalau Israel melakukan hal itu berarti “menghapuskan” peluang untuk membebaskan kembalinya sekitar 200 sandera Israel yang masih dalam tahanan Hamas.

Israel telah menggempur Jalur Gaza selama lebih dari dua minggu, sejak militan Hamas menerobos pagar perbatasan Gaza dan menyerbu beberapa desa Israel di dekat perbatasan, menewaskan lebih dari 1.300 orang.

Namun, balasan IDF jauh melampaui jumlah korban tewas di Israel, dengan hampir 6.000 orang tewas dan 1.000 lainnya hilang di reruntuhan Jalur Gaza.

Cara Lebih Murah dan Efektif

Menurut IDF, bombardemen Gaza tersebut merupakan persiapan untuk invasi darat mereka.

Sejauh ini, Israel telah mengumpulkan lebih dari 300.000 tentara untuk masuk ke Gaza.

Upaya sebelumnya untuk menyerang Gaza dan menghancurkan jaringan terowongan Hamas pada tahun 2014 mengakibatkan peperangan perkotaan yang memaksa IDF mundur setelah dua minggu memaksa masuk.

Pensiunan Letkol IDF Dr. Mordechai Kedar, yang bertugas selama 25 tahun di intelijen militer IDF dengan spesialisasi wacana politik Arab dan merupakan dosen di Universitas Bar-Ilan di Tel Aviv, mengatakan pada Rabu (25/10/2023), membanjiri Gaza adalah cara efektif dan murah. 

“Pasti akan lebih murah untuk menggali sebuah terowongan beberapa ratus meter, yang akan mengalirkan air dari laut daripada mengeluarkan sejumlah peraturan yang diperlukan untuk menghancurkan jaringan terowongan Hamas di kota tersebut," kata dia.

“Ini akan jauh lebih murah dan lebih aman karena ketika kota ini menjadi danau, tidak akan ada lagi yang seperti semula,” katanya.

“Saya tidak tahu apa yang Israel persiapkan untuk terowongan ini, apakah itu bom atau air atau apa pun,” kata Kedar.

Namun, dia menjelaskan kemungkinan penggunaan bom atau penyaluran air laut untuk menghancurkan jaringan terowongan Hamas.

“Dengar, saya benar-benar tidak tahu apa yang dimiliki Israel. Namun, menurut saya, setiap hari Israel menerima muatan amunisi dari Amerika Serikat. Mungkin muatan ini atau muatan itu berisi beberapa ribu bom yang seharusnya mengenai terowongan ini. Saya tidak tahu apa yang mereka miliki," kata dia menganalisis cara IDF untuk menghancurkan terowongan.

Dia menekankan, terowongan Hamas adalah sebuah jaringan rumit yang punya kedalaman puluhan meter di bawah permukaan tanah.

"Dan perhatikan, beberapa terowongan sangat dalam, misalnya kedalaman 30 meter, yang merupakan bangunan sepuluh lantai. Ini sangat mendalam. Dan saya tidak tahu apa spesifikasi bom tersebut, dan saya tidak tahu apakah bom tersebut ada di dalam muatan,” ujarnya.

Namun, mengenai masalah banjir di kota tersebut, Kedar mencatat kalau Gaza kemungkinan besar berada di bawah permukaan laut, sehingga lebih mudah untuk mengangkut air ke kota tersebut.

“Itu semua tergantung pada kuantitas air yang bisa kita bawa ke kota Gaza. Menurut beberapa data yang saya baca, kota ini sebenarnya berada di bawah permukaan laut. Jika ini benar, maka tidak akan sulit untuk mengalirkan air dari laut ke kota," katanya.

"Begitu kota itu tertutup air, air itu akan turun ke dalam tanah karena tanahnya sangat berpasir, dan tampaknya semua terowongan akan terendam banjir, dan siapa pun yang berada di dalam terowongan ini harus berenang keluar atau dikubur di sana selamanya,” kata dia.

Sumber: tribunnews
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita