GELORA.CO - Israel bakal menggempur Gaza dengan kekuatan penuh pertengahan Oktober 2023 ini. Mereka sesumbar akan melenyapkan Palestina dari peta dunia. Namun, pertolongan datang. Ibu Kota Israel Tel Aviv dikepung banjir duluan.
Banjir parah di Tel Aviv menggagalkan operasi militer Israel di Jalur Gaza. Informasi itu disampaikan latestly, Minggu 15 Oktober 2023.
Ibu kota Israel dilanda banjir parah akibat hujan deras yang mengguyur seharian. Banjir besar itu berdampak ke kawasan penting Tel Aviv.
Kondisi cuaca yang ekstrem memaksa otoritas Israel untuk menunda operasi militer darat yang telah direncanakan di Jalur Gaza.
Video yang beredar di media sosial memperlihatkan mobil-mobil berusaha melintasi jalan-jalan yang tergenang air, menggambarkan sejauh mana area-area yang terdampak oleh banjir di Tel Aviv dan Herzliya yang berdekatan.
Kondisi cuaca ekstrem itu secara tidak langsung mengganggu rencana operasi militer strategis di tengah perang antara Israel dan Hamas yang masih berlangsung.
Tank-tank Israel sedang bersiap-siap di luar Erez, Israel pada Sabtu, 14 Oktober 2023. Tank tersebut menjadi salah satu pasukan darat IDF untuk menyerang Jalur Gaza.-Sergey Ponomarev-The New York Times
Keputusan untuk menunda operasi militer darat di Jalur Gaza telah diambil menyusul banjir yang melanda Tel Aviv dan sekitarnya.
Pemerintah Israel harus memprioritaskan penanganan darurat dan keselamatan warganya di tengah bencana alam. Kiriman Tuhan.
Situasi di lapangan masih terus berkembang, dan pihak berwenang memantau perkembangan cuaca serta dampaknya terhadap operasi militer dan keselamatan warga sipil.
Perang Khandaq
Kondisi itu mengingatkan kita akan perang Perang Parit, atau dikenal juga sebagai Perang Al-Khandaq di zaman Nabi Muhammad SAW.
Perang terjadi pada tahun 627 M di sekitar Madinah. Pada saat itu, umat muslim yang dipimpin oleh Nabi Muhammad menghadapi ancaman serius dari pasukan gabungan suku-suku Arab Quraisy dan suku-suku Yahudi di daerah tersebut.
Melihat ancaman datang, Nabi Muhammad bersama para sahabatnya mengambil tindakan pencegahan dengan menggali parit di sekitar Madinah.
Ide untuk menggali parit datang dari Salman Al-Farisi, seorang sahabat cerdik Nabi Muhammad yang berasal dari Persia.
Ia mengusulkan agar umat Muslim menggali parit di akses masuk Madinah untuk melindungi kota dari serangan pasukan musuh yang jauh lebih besar. Sahabat dengan penuh semangat mulai bekerja menggali parit tersebut. Tepat waktu.
Saat pasukan musuh tiba di Madinah, mereka terkejut melihat parit panjang yang telah digali oleh umat Muslim. Kuda pun tak bisa melompatinya.
Parit itu mempersulit gerakan pasukan musuh dan memberi keunggulan taktis kepada umat Muslim.
Pada saat itu, cuaca Madinag sangat dingin, yang membuat pasukan musuh sulit bertahan. Menurut riwayat, pasukan muslim tak merasakan hawa dingin itu. Hanya pasukan musuh yang terempas oleh sapuan angin hingga kemah-kemah mereka berantakan.
Kondisi udara yang dingin memberikan keuntungan tambahan kepada pasukan Muslim, karena musuh kesulitan untuk berkemah dan bertempur dalam kondisi cuaca yang sangat buruk.
Selama beberapa minggu, pasukan musuh terjebak di luar parit, tidak mampu menembus pertahanan yang kuat yang telah dibangun oleh umat muslim.
Keberhasilan itu tak bisa terwujud tanpa campur tangan Tuhan. Pasukan musuh yang sebelumnya yakin bisa menghancurkan Madinah terpaksa pulang dengan rasa malu.
Perang Parit bukan hanya mencerminkan kebijaksanaan taktis Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, tetapi juga menunjukkan pentingnya kerjasama, keberanian, dan keberlanjutan perjuangan dalam mempertahankan Islam.
Kemenangan itu juga memberi keyakinan bahwa manusia hanya bisa berencana. Yang menentukan siapa? Anda sudah tahu.
QS. Ali Imran Ayat 54.
Sumber: disway