Sebar Berita Hoaks Hamas Penggal Bayi, Jurnalis CNN Minta Maaf

Sebar Berita Hoaks Hamas Penggal Bayi, Jurnalis CNN Minta Maaf

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Jurnalis CNN, Sarah Sidner meminta maaf setelah memberitakan bayi yang menurut pemerintah Israel, dipenggal kepalanya oleh pejuang Hamas.  

"Pemerintah Israel sekarang mengatakan bahwa hari ini mereka tidak bisa mengonfirmasi adanya bayi yang dipenggal. Saya harus lebih berhati-hati dengan ucapan saya dan saya minta maaf," kata Sidner dalam akun Xnya, mengutip kantor berita Anadolu, Minggu (15/10/2023).

Dia juga menunjukkan bahwa komentar aslinya didasarkan pada apa yang telah dikonfirmasi oleh kantor Perdana Menteri Israel dan Presiden Biden, tetapi keduanya sejak itu tak bisa dikonfirmasi.

Media Sky News asal Inggris juga sudah tiga kali meminta bukti dan konfirmasi tentang itu kepada pemerintah Israel, tapi hingga detik ini belum juga diberikan. Sebab, memang tidak terjadi seperti apa yang mereka fitnahkan.

Kabar itu awalnya disampaikan oleh seorang tentara Israel kepada seorang jurnalis Israel dari media i24News. Dari sanalah kemudian menyebar hoaks ini ke seluruh dunia dan dijadikan sebagai justifikasi oleh pemerintah Israel untuk melakukan genosida terhadap Gaza. 

Pengembangan ini terjadi dalam konteks yang sarat, di mana pasukan Israel telah memulai kampanye militer yang kuat terhadap Jalur Gaza sebagai tanggapan atas aktivitas militer oleh kelompok Palestina Hamas di wilayah Israel. Hamas menyatakan bahwa operasi mereka adalah tindakan balasan terhadap penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki dan kekerasan yang meningkat terhadap warga Palestina oleh para pemukim Israel.

Permintaan maaf Sidner memicu berbagai reaksi di dunia maya. Sementara dia menerima kecaman atas klaimnya yang tidak terverifikasi, satu pengguna berkomentar tentang kebutuhan akan lebih banyak sopan santun dalam diskusi online, dengan mengatakan, "Orang-orang tidak perlu begitu kasar di sini pada Sara. Sayangnya, internet bisa menjadi tempat di mana penilaian yang keliru dibuat terlalu dini dan dibagikan kepada orang lain."

"Saya akan berpendapat bahwa kami telah disesatkan. Saya akan melaporkan apa yang dikatakan oleh kepala-kepala pemerintahan. Itu adalah apa yang dilakukan organisasi berita. Itu tidak berarti itu benar, tetapi itu berita mereka mengatakannya dan harus mencabutnya. Dalam laporan yang sama, saya mencatat bahwa Hamas membantah perbuatan tersebut," respons Sidner.

Insiden ini berfungsi sebagai pengingat tajam bagi jurnalis di mana pun tentang bobot dan dampak dari kata-kata mereka, terutama dalam situasi sensitif seperti konflik Israel-Palestina. 

Sumber: inilah
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita